Meita Irene Wowor Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Surabaya, menegaskan, temuan beberapa ternak sapi yang mengalami luka lecet pada bagian kulit dimungkinkan akibat gesekan atau benturan saat naik angkutan transportasi dari daerah asal.
“Dimungkinkan karena benturan tau terjadi gesekan dengan sapi lainnya, ketika dinaikkan truk atau sarana transportasi lainnya. Luka lecet itu bukan penyakit kulit. Disemprot dengan antibiotik saja. Pemeriksaan kondisi kesehatan ternak ini juga menemukan lecet-lecet tersebut,” terang Meita.
Saat melakukan pemeriksaan kesehatan ternak di kawasan Gunung Anyar, Rungkut, petugas mendapati beberapa ternak sapi komoditi jualan pedagang kulitnya kusam kehitaman, dan diwarnai sedikit darah.
Dengan segera, petugas yang membawa antibiotik semprot langsung menyemprotkannya pada bagian kulit yang mengalami gangguan tersebut. Dan setelah sedikit kering ternyata terbukti bahwa luka lecet tersebut bukanlah akibat penyakit.
“Karena itu, pedagang yang membawa sapi dari desa misalnya, juga harus memperhitungkan sarana angkutan yang digunakan. Kalau jumlah ternaknya sebaiknya diperhitungkan dengan sarana angkutannya, agar tidak terjadi gangguan seperti lecet-lecet itu,” tambah Meita.
Sementara itu, dikatakan Sujono satu di antara penjual ternak sapi dan Kambing untuk Idul Adha dikawasan Gunung Anyar, Rungkut, bahwa luka lecet pada sapi yang dibawanya dari Kediri awalnya memang tidak terdeteksi. Karena saat dibawa seluruh sapi dalam keadaan sehat.
“Tahunya waktu diturunkan dari truk. Beberapa sapi kulitnya memar-memar seperti gosong. Ternyata akibat gesekan dengan sapi lain atau terbentur bagian bak truk. Sudah kita laporkan tadi. Tidak banyak kok yang lecet, kata petugasnya setelah disemprot antibiotik tidak apa-apa,” ujar Sujono.(tok/ipg)