Lontaran lava pijar yang dikeluarkan Gunung Slamet terlihat cukup tinggi dan terjadi hampir setiap 10 menit sekali hingga pukul 02.00 WIB, Minggu (7/9/2014) dini hari. Sinar api tersebut dilaporkan terlihat dengan jelas dari Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
“Sinar api dan lontaran lava pijar itu mulai terlihat pada Sabtu (6/9/2014), sekitar pukul 23.55 WIB. Selanjutnya pada pukul 00.10 WIB terjadi lagi dan berlangsung tiap 10 menit hingga pukul 02.00 WIB,” kata Limpakuwus Wasirun, Kepala Dusun, di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Banyumas.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa warga setempat tetap tenang saat melihat adanya lontaran lava pijar yang cukup tinggi.
“Semalam cuacanya memang cukup cerah sehingga lontaran lava pijar itu terlihat jelas dari Limpakuwus,” katanya, seperti dikutip Antara.
Sementara itu, Slamet Sudrajat, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) mengatakan bahwa sinar api dan lontaran lava pijar pasti dapat terlihat dengan jelas pada malam hari asalkan cuaca cerah sehingga puncak Gunung Slamet tampak dari kejauhan.
“Gejala-gejala yang selama ini muncul sudah sampai di permukaan, tetapi kalau suplai baru kelihatannya belum tertangkap atau tidak tertangkap, hanya yang lama-lama saja berupa gempa tremor yang menerus dengan frekuensi rendah. Artinya, sumber gempa sudah ada di atas,” katanya.
Ia mengatakan bahwa gempa tremor yang terekam seismograf itu dapat berupa pelepasan gas atau bisa pula berupa aliran fluida yang sudah di atas. “Jarang tapi bergerak-gerak. Makanya, berfrekuensi rendah,” jelasnya.
Berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di PPGA Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, pada Sabtu (6/9/2014) pukul 18.00-00.00 WIB, Gunung Slamet terhalang kabut.
Saat cerah, teramati 51 kali sinar api setinggi 50-400 meter dan 13 kali lontaran material/lava pijar setinggi 100-400 meter dari puncak Gunung Slamet, serta terdengar 23 kali suara dentuman dan 17 kali suara gemuruh, sedangkan kegempaan terekam 83 kali gempa embusan dan tremor menerus.
Sementara pada Minggu pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet terhalang kabut namun saat cerah, teramati 17 kali sinar api setigggi 50-200 meter dari puncak serta terdengar tujuh kali suara dentuman dan tujuh kali suara gemuruh, sedangkan kegempaan terekam 65 kal gempa embusan dan tremor menerus.
Oleh karena itu, status Gunung Slamet tetap “Siaga”, sehingga masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 4 kilomter dari puncak. (ant/ain/rst)