Soekarwo, Gubernur Jawa Timur memastikan lapangan udara TNI Angkatan Udara (Lanud) Iswahjudi Madiun sulit untuk diwujudkan menjadi lapangan terbang komersial. Pernyataan Soekarwo ini sekaligus mementahkan niatan Dinas Perhubungan Jawa Timur yang akan mengusulkan komersialisasi Lanud Iswahjudi untuk penerbangan sipil.
“Madiun ndak bisa, sudah lama itu beberapa kali diusulkan tapi ndak bisa karena Lanud itu pangkalan utama jadi tidak bisa dicampur penerbangan sipil,” kata Soekarwo, usai menghadiri paripurna istimewa 17 Agustus di Gedung DPRD Jawa Timur, Jumat (15/8/2014).
Jangankan Madiun, kawasan di sekitarnya bahkan hingga Blitar ternyata merupakan kawasan tertutup sehingga tak mungkin bisa dibangun lapangan terbang sipil. Soekarwo mencontohkan rencana membuka lapangan terbang buatan Belanda di Blitar juga tidak diizinkan.
“Itu Lanud Madiun itu jangkauanya bisa sampai Australia, jadi kawasan tertutupnya memang diatur penuh untuk kepentingan pertahanan negara,” kata Soekarwo.
Untuk penyediaan angkutan cepat dan murah di kawasan Madiun dan sekitarnya, pemerintah akan menguatkan double track kereta api baik dari Jakarta ke Madiun maupun dari Surabaya ke Madiun.
Sekadar diketahui, Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Jawa Timur memang mengusulkan kembali untuk membuka Lanud Iswahjudi sebagai lapangan terbang komersial.
Usulan ini disampaikan untuk membangun beberapa poros ekonomi baru di Jawa Timur khususnya wilayah barat. Di Jawa Timur hingga saat ini memang hanya wilayah barat yang belum memiliki lapangan terbang komersial.
Padahal di sisi timur mulai Banyuwangi dan Jember sudah memiliki lapangan terbang, begitu juga di sisi selatan juga ada lapangan terbang di Malang, di tengah ada di Surabaya dan di kepulauan ada di Sumenep dan Bawean. (fik/ipg)