Pementasan kolaborasi antara wayang kulit dan wayang golek dengan lakon “Anoman Duta” menarik perhatian pengunjung di gedung pertunjukan “Slovenian National Theatre Drama”, Ljubljana, Slovenia.
Dody Sembodo Kusumonegoro Counsellor KBRI Wina, mengatakan, di gedung pertunjukan “Slovenian National Theatre Drama”, selain di adakan pementasan kolaborasi wayang kulit dan golek, diselenggarakan juga workshop gamelan jawa dan wayang kulit.
“Gedung teater yang sehari-harinya menampilkan drama lokal menjadi saksi pementasan kolaborasi wayang kulit dan wayang golek serta penyelenggaraan workshop gamelan Jawa dan wayang kulit,” katanya di London, seperti yang dilansir Antara, Rabu (12/11/2014).
Rangkaian acara diawali dengan penyelenggaraan workshop wayang kulit. Pengunjung teater terutama anak-anak kecil terlihat mengerubungi pengajar workshop yang dengan sabar dan telaten mengajari mereka cara melukis wayang kulit.
Workshop wayang kulit ini sedianya merupakan ajang perkenalan bagi para tamu yang masih awam akan seni wayang. Selain workshop wayang, para tamu juga dapat menikmati pameran buku-buku pewayangan dan cendera mata.
Di penghujung acara, antusiasme pengunjung teater terus meningkat dengan diadakannya workshop dasar bermain gamelan di mana pengunjung terlebih dahulu diperkenalkan dengan beberapa alat musik gamelan dan lagu mudah yang dapat dimainkan penonton yang berminat.
Adanya sesi interaktif bermain gamelan di bawah bimbingan para pemain gamelan dari Indonesia semakin membuat suasana meriah bagi hadirin teater. Sebanyak 300 orang memenuhi gedung teater malam itu untuk menikmati malam budaya Indonesia.
Dari jumlah pengunjung yang datang, perhelatan seni mendapatkan apresiasi cukup baik dari publik Slovenia. Di antara pengunjung terdapat alumni penerima beasiswa budaya Darmasiswa, rekan dan mitra dunia panggung teater Slovenia, friends of Indonesia di Slovenia, dan masyarakat Indonesia di Slovenia.
Prof Svanibor Pettan seorang Indonesianis asal Slovenia yang juga merupakan pengajar gamelan Jawa di Slovenia, menyambut baik diadakannya pagelaran budaya Indonesia semacam ini di Slovenia.
Menurutnya, pecinta seni di Slovenia pun haus pengetahuan dan ingin mengembangkan wawasannya akan seni budaya dari negara lain.
Sekadar diketahui, Misi kebudayaan ini merupakan salah satu wujud diplomasi “soft power” Indonesia di samping sejumlah kegiatan promosi perdagangan, promosi budaya maupun seminar-seminar mengenai Indonesia yang telah dilakukan di Ljubljana dan kota-kota lain di Slovenia.
Melalui pagelaran wayang kolaborasi ini, diharapkan hubungan seni dan budaya antara Slovenia dan Indonesia dapat terus ditingkatkan selain memberikan kesempatan kepada masyarakat Slovenia untuk lebih mengenal kehidupan dan budaya masyarakat Indonesia.(ant/nif/ipg)