Bagi sebagian besar muslim di Indonesia, ucapan Minal Aidzin Walfaidzin nyaris lafal wajib sebagai bentuk permohonan maaf ketika lebaran. Bahkan ucapan ini sudah terlarut sebagi bagian tak terpisahkan untuk memeriahkan suasana Idul Fitri di seantero negeri.
Beberapa sumber yang ditelusuri suarasurabaya.net, ucapan permintaan maaf di hari lebaran sebenarnya tak cukup dengan Minal Aidzin Walfaidzin, kalaupun dipaksakan dengan Minal Aidzin Walfaidzin, maka kalimatnya tak seharusnya sependek itu karena makna yang terkandungnya juga akan berbeda maksud.
Lantas bagaimana kita harus mengucapkannya ?
Secara harfiah, arti kata Minal Aidzin Walfaidzin adalah “Termasuk dari orang orang yang kembali (dari Ramadhan) sebagai orang yang menang”. Sehingga arti dari kalimat ini sebenarnya tidaklah utuh.
Mengucapkan Minal Aidzin Walfaidzin memang tak akan berdosa, tapi kalau diartikan memang sedikit lucu karena kalimatnya terpotong kurang lengkap.
Karenanya, banyak pakar bahasa Arab yang menyarankan untuk tak sekadar Minal Aidzin Walfaidzin melainkan minimal harus ditambah dengan kalimat Jaalanallaahu yang berarti “Semoga Allah menjadikan kita”.. sehingga kalimat utuhnya Jaalanallaahu Minal Aidzin Walfaidzin.
Bahkan akan semakin lengkap jika sekalian digunakan ucapan “Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Jaalanallaahu minal aidin wal faizin” yang artinya “Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, puasa kami dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang”.
Kalimat “Shiyamana wa Shiyamakum” sendiri merupakan banyak digunakan oleh para sahabat Nabi yang artinya puasaku dan puasamu. (fik)