Berdasarkan hasil otopsi tim medis rumah sakit hewan Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor, kematian Melani 16 tahun, Harimau Sumatera, karena banyaknya organ penting dalam tubuh Melani yang telah rusak, itu ditegaskan Toni Sumampouw Direktur TSI.
“Organ-organ penting dalam tubuh Melani memang banyak yang rusak dan tidak berfungsi. Penyebabnya bisa sangat beragam. Satu diantaranya, kami temukan juga banyaknya asupan makanan yang mengandung formalin sehingga menjadi penyebab rusaknya organ penting dalam tubuh Melani,” terang Toni Sumampouw.
Melani, dalam catatan perjalanan hidupnya, memang pernah menempati satu diantara sangkar peraga Kebun Binatang Surabaya (KBS). Saat itu, kondisi kesehatan Melani memburuk akibat gangguan pencernaan akut. Berat badannya yang tidak sampai 50Kg, menjadikannya Harimau betina terkurus.
Oleh tim pengelola sementara (TPS) KBS ketika itu, Melani kemudian diupayakan untuk mendapat penanganan. Dan finalnya, Melani dipindahkan ke rumah sakit hewan Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor. Sempat beredar kabar saat itu, Melani kesehatannya pulih.
“Bahkan sempat ada himbauan dari pecinta satwa khususnya Harimau dibeberapa negara luar negeri, untuk me-euthanisia Melani. Tapi itu tidak kami lakukan. Kami tetap berikan asupan makanan. Perawatan penuh. Tapi ternyata akhirnya mati akhir Juli 2014 lalu,” tegas Toni Sumampouw pada suarasurabaya.net, Rabu (3/9/2014).(tok/rst)