Kemarau membuat kawasan Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep Surabaya, mengalami kesulitan pemenuhan kebutuhan air bersih dari PDAM lantaran air selalu mengalir pada saat malam hingga menjelang dini hari. Untuk kemudian tidak mengalir pada pagi hingga siang hari.
Joko Sutaman warga RT 4 RW 1 Kelurahan Made Kecamatan Sambikerep mengaku setiap hari harus menunggu aliran air PDAM sejak sekitar pukul 22.00 wib, hingga menjelang dini hari untuk memenuhi bak mandi serta kebutuhan sehari-hari bagi keluarganya.
“Kalau air keluarnya mulai jam 10 malam, maka kami harus menunggu air PDAM memenuhi bak mandi dan ember-ember untuk kebutuhan sehari-hari sampai dengan subuh. Padahal warga siang hari masih harus berkativitas,” kata Joko Sutaman.
Untuk itu, Joko mewakili warga Kelurahan Made, berharap PDAM dapat mengalirkan airnya lebih sore, agar masyarakat tidak harus menunggu semalaman untuk mengisi bak mandi atau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Apalagi disaat kemarau seperti saat ini, kebutuhan air menjadi sangat urgen untuk dipenuhi. “Dari sumur bor yang ada masih belum mencukupi. Tapi kalau air dari PDAM mengalirnya malam hari dan alirannya kecil, tentu saja itu menyulitkan warga Made,” tukas Joko saat berbincang dengan suarasurabaya.net.
Saat musim kemarau, aktivitas warga yang biasanya bercocok tanam disawah, memang harus terhenti. Aktivitas bertani terhenti lantaran tanah sawah tidak dapat digarap. Tapi itu bukan persoalan besar, lantaran warga memiliki sumber penghasilan sampingan.
“Tapi kalau untuk mendapatkan air kami kesulitan, itu persoalan. Karena air menjadi kebutuhan utama. Anak-anak juga bisa terganggu kesehatannya kalau kebutuhan air terganggu. Oleh karena itu, kami berharap PDAM atau Pemkot Surabaya segera memberikan solusi,” pungkas Joko Sutaman.(tok/ipg)