Banjir yang memang belum turun ketinggiannya hingga Rabu (18/6/2014) dikawasan Desa Bangah, Gedangan Sidoarjo, membuat sejumlah warga masyarakat yang tempat tinggalnya terendam banjir terpaksa harus mengungsi keluar Bangah menuju kawasan tidak banjir.
”Kemarin masih banyak warga yang bertahan, tapi Rabu (18/6/2014) airnya tambah tinggi. Warga langsung memilih mengungsi. Masing-masing ada yang menuju rumah keluarga terdekat yang tidak kebanjiran. Tapi banyak juga yang ke Surabaya kerumah kerabat. Ngungsi,” terang Teguh S., ketua RT 1 RW 1 Desa Sawotratap, Gedangan Sidoarjo.
Kepada suarasurabaya.net, Teguh menambahkan bahwa banjir hingga masuk kerumah warga masyarakat sebelumnya memang sempat terjadi pada tahun 1991 lalu, tetapi ketinggiannya tidak seperti yang terjadi pada Selasa (17/6/2014) dan Rabu (18/7/2014) ini.
“Oleh karena itu, warga asli Gedangan, pasti tahu kalau banjir seperti ini, memang pernah terjadi pada tahun 1991 lalu. Tapi warga masyarakat tidak sampai harus mengungsi keluar dari Bangah atau Sawotratap. Sekarang banjirnya lebih tinggi, makanya banyak warga yang ngungsi sementara,” tambah Teguh.
Sumiyono warga Bangah, Gedangan yang rumahnya terendam air banjir sejak Rabu (18/6/2014) dini hari mengaku harus mengungsikan keluarganya kekerabat terdekat dikawasan Taman, Sepanjang Sidoarjo, menghindari semakin meningginya genangan air banjir yang merangsek terus kedalam rumah.
“Istri, Mertua dan satu anak saya, sekitar jam 7 pagi langsung saya ungsikan kerumah kakak didaerah Taman, Sepanjang Sidoarjo. Air banjirnya kok tiba-tiba tambah naik. Langsung saya ungsikan,” tegas Sumiyono saat ditemui suarasurabaya.net, Rabu (18/6/2014).(tok/rst)
Teks foto:
-Untuk sementara ngungsi keluar dari Bangah saat banjir.
Foto: Totok suarasurabaya.net