Kalimas, sungai yang membelah Kota Surabaya ini meninggalkan cerita bersejarah. Dari sungai inilah pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya berkembang. Bentuk dan tata kota Surabaya pun menemukan arahnya dari sungai yang merupakan terusan dari Sungai Brantas.
Sungai Kalimas mempunyai lebar antara 20 hingga 35 meter, dan memiliki panjang sekitar 12 Kilometer membentang dari Wonokromo sampai kawasan Semampir. Pantas jika di masa lalu sungai ini menjadi jalur transportasi utama.
Sebagai bagian dari sejarah Kota Surabaya, hingga saat ini Kalimas masih menjadi daya tarik tersendiri. Jika berkesempatan untuk menyusuri menyusuri sepanjang Sungai Kalimas, banyak obyek yang bisa akan ditemui. Dari kawasan Wonokromo, terdapat pintu air Jagir peninggalan Kolonial, yang hingga saat ini masih berdiri kokoh.
Berlanjut terus mengikuti aliran sungai, akan sampai ke jembatan BAT di Ngagel. Setelah itu tiba di kawasan sekitar Pasar Bunga Kayoon, yang merupakan pasar bunga terbesar di Surabaya. Berikutnya di tepian sungai akan melihat Monumen kapal Selam, dan berlanjut ke Jembatan taman Prestasi yang tak jauh dari Taman Prestasi. Lalu akan melintasi jembatan Peneleh yang tersohor sejak zaman penjajahan.
Berikutnya ada Jembatan Merah yang tak kalah terkenalnya. Di sini tempat Jendral Mallaby, pimpinan Inggris terbunuh pada November 1945. Selanjutnya akan sampai di jembatan Petekan, jembatan ini bisa di-naik-turun-kan saat kapal lewat di masa lalu. Dan akhirnya sampai di muara Kalimas, dimana terdapat Pelabuhan Rakyat Kalimas.
Perekonomian yang berkembang pesat di Surabaya, membuat bantaran Kalimas dari kawasan Wonokromo hingga kawasan Semampir ini semakin padat. Tidak ingin melihat peninggalan-peninggalan bersejarah yang terdapat di Sepanjang Kalimas rusak, Pemerintah Kota Surabaya bersama stakeholder yang ada, termasuk PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III berencana untuk melakukan revitalisasi.
Program revitalisasi Kalimas ini, untuk menjadikan Kalimas sebagai obyek wisata air. Bebebapa langkah telah dilakukan, termasuk pembangunan taman ekspresi, membangun taman di bantaran Kalimas, yaitu arena BMX (di Ketabang) dan Arena Prestasi (belakang Grahadi).
Pemkot Surabaya memang memiliki impian indah untuk mengembangkan konsep waterfront city. Sungai akan menjadi salah satu pusat aktivitas warga. Selain untuk merevitalisasi fungsi sungai, upaya tersebut juga diharapkan mampu sebagai destinasi pariwisata baru.
Program revitalisasi Kalimas gencar dilakukan sejak tahun lalu. Ada sembilan titik di sepanjang Sungai Kalimas yang akan digarap. Dari utara, adalah Jembatan Petekan, Jembatan Merah, Jembatan Jagalan, Pasar Peneleh, Monkasel, Pasar Bunga Kayoon, Permukiman Dinoyo-Darmokali, Jembatan BAT, dan Pintu Air Jagir.
Sementara itu, tindak lanjut rencana revitalisasi Kalimas sisi barat di utara Jembatan Petekan, PT Pelindo III mulai melakukan langkah-langkah konkret. Satu di antaranya dengan tidak memperpanjang lagi sewa gudang-gudang yang ada di areal itu, yang sudah habis masa kontraknya awal Oktober 2013 lalu.
Dalam revitalisasi, rencananya PT Pelindo III akan membangun areal tersebut menjadi tiga zona. Zona 1 yang berada di paling selatan atau berdekatan dengan jembatan Petekan akan dibangun sentra bisnis, berupa gedung perkantoran, mall, hingga hotel berbintang. Zona II diantara tengahnya, sebagai arena bermain, taman, ruang terbuka hijau, dan pergudangan serta perkantoran. Sedangkan zona tiga, berupa dermaga Kalimas, pelabuhan rakyat untuk kapal-kapal layar rakyat (pelra) khusus kapal kayu, dan tetap untuk pelabuhan penyeberangan ujung kamal hingga ke muara sungai Kalimas yang ditandai dengan gedung Syahbandar.
Sedangkan pelayaran rakyat (pelra) dengan kapal besi yang saat ini masih banyak di pelabuhan Kalimas akan dipindahkan ke dermaga Jamrud Utara. Untuk pemindahan ke Jamrud Utara, menunggu hingga Terminal Teluk Lamong dioperasikan 100 persen, agar kapal-kapal yang sandar di Jamrud Utara bisa bergeser ke Terminal Teluk Lamong.
Saat ini, proses penataan di wilayah Tanjung Perak ini sudah dilakukan dengan pembangunan gedung terminal penumpang baru, yaitu Terminal Gapura Nusantara yang saat ini telah mulai dioperasikan. (wak/ipg)