Jurnalis gadungan berseragam hitam milik Trans 7, yang kepergok ternyata mahasiswa sebuah perguruan tinggi di kawasan Semolowaru, Surabaya. Dia mengaku membayar Rp 200 ribu kepada seorang oknum di Malang untuk dapat memiliki seragam hitam lengan panjang dengan logo Transcorp.
“Sengaja kami tidak lakukan tuntutan, atau tindakan hukum lebih lanjut. Karena mahasiswa berinisial D ini, mengaku harus membayar Rp 200 ribu untuk dapat memperoleh seragam warna hitam dengan logo Transcorp itu,” kata Dodik P. Kepala Biro Trans 7 Jawa Timur saat ditemui suarasurabaya.net, Selasa (19/8/2014).
Kepada seseorang yang bernama Puji di kawasan Dinoyo, Malang, D mengaku mendapatkan seragam Transcorp tersebut. Kepada D, cerita Dodik pada suarasurabaya.net, Puji meminta uang Rp200 ribu sebagai ganti seragam itu.
Tanpa pikir panjang D langsung membayar. “Menurut pengakuan D, seragam itu baru pertama kali dipakai untuk reportase pada saat malam penutupan Asian Fashion Week 2014 Senin (18/8/2014) malam di Ciputra World Surabaya, dan langsung kepergok kawan-kawan jurnalis yang sedang reportase di sana,” tukas Dodik.
Namun demikian, tambah Dodik bukan berarti pihaknya membiarkan kasus ini berhenti sampai di sini. “Kami akan terus melacak keberadaan seseorang bernama Puji yang menjual seragam palsu Transcorp kepada D. Ini yang akan kami telusuri terus. Ini preseden yang tidak benar pada profesi jurnalis,” tegas Dodik.
Sementara itu, dikisahkan Budi Sugiarto Kepala Biro Detik Jawa Timur pada suarasurabaya.net, Senin (18/8/2014) malam dia melihat D yang dengan tenang dan penuh percaya diri melakukan reportase di arena AFW 2014.
“Dia sempat bertemu dengan 2 jurnalis Trans 7. Tapi tidak menyapa dan diam saja. Dengan teman-teman jurnalis lainnya juga seperti itu. Teman jurnalis foto mengajak D keluar dari arena liputan dan langsung saya tanya: “Kamu wartawan Trans 7?. Ternyata bukan, dan langsung saya suruh lepas seragamnya,” cerita Budi Sugiarto.
Selanjutnya bersama dengan beberapa jurnalis dari beberapa media, Budi yang juga jurnalis foto, meminta pertanggungjawaban D atas perbuatannya tersebut. “Ternyata menurut D, seragam itu dibeli dari seorang oknum bernama Puji di Malang. Ini tidak benar. Selasa (19/8/2014) D ke kantor biro Trans 7 di Surabaya, untuk kami mintai keterangan lebih lanjut,” pungkas Budi Sugiarto, Selasa (19/8/2014).(tok/ipg)