Jumat, 22 November 2024

Jokowi Jangan Dikte SBY Naikkan Harga BBM Bersubsidi

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Ilustrasi

Pertemuan antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Presiden dengan Jokowi calon Presiden terpilih di Nusa Dua Bali, Rabu (27/8/2014) malam bersifat konsultasi tidak membuat keputusan apa pun.

Presiden akan menyampaikan persoalan pembangunan yang bersifat mendesak yang harus ditindaklanjuti. Tidak mengikat, kalau Jokowi menganggap saran itu penting bisa dipakai, kalau tidak sesuai dengan garis kebijakan Jokowi, tidak perlu dipaksakan.

Prof. Firmanzah Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan saat dihubungi suarasurabaya.net melalui ponselnya mengatakan, agenda utama dari pertemuan SBY-Jokowi masalah transisi pemerintahan.

“SBY menjadi Presiden selama dua periode, memiliki informasi yang cukup banyak selama menjalankan roda pemerintahan tentunya dibutuhkan oleh Jokowi,” kata Firmanzah.

Sebagai seorang negarawan, SBY mengapresiasi keinginan Jokowi bertemu Presiden untuk membicarakan suksesi pemerintahan yang akan dimulai 20 Oktober 2014.

Kata Firmanzah, dalam konsultasi mungkin saja dibicarakan soal subsidi, tapi Jokowi tidak bisa memaksa Presiden menaikan harga BBM bersubsidi apalagi bernuansa politik.

Max Sopacua Wakil Ketum Demokrat secara terpisah menyampaikan, pertemuan Jokowi dengan SBY, garis besarnya untuk kepentingan bangsa dan negara jangan dimaknai macam-macam.

Siti Zuhro pengamat politik LIPI menilai kedua pemimpin nasional ini sama-sama menginginkan suksesi pemerintahan dari SBY ke Jokowi berjalan mulus. (jos/dwi/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs