Joko Widodo Presiden terpilih menegaskan siapapun yang akan menjadi presiden, masalah BBM akan menjadi persoalan serius kalau orang yang mengurusi bidang energi ini tidak memiliki keberanian dan leadership yang kuat.
Mengurusi energi tidak bisa dengan metode alon-alon pokok kelakon karena di dalamnya banyak mafia yang ikut bermain.
Kepada wartawan usai rapat di rumah transisi, Kamis (7/8/2014), Jokowi mengambil contoh soal subsidi BBM yang selalu menjadi pembicaraan dan wacana sepanjang jaman.
“Memang mengerikan kalau subsidi BBM sampai mencapai Rp.340 triliun,” kata Jokowi.
Dikatakan soal energi, utamanya BBM dibuat semrawut karena banyak orang yang diuntungkan dari kesemrawutan itu. Yakni para mafia yang ikut bermain sejak hulu sampai hilir.
Ditanya soal pemerintahannya nanti apakah punya keberanian menghapus subsidi BBM, Jokowi mengatakan persoalannya bukan berani atau tidak berani. Tapi akan dilihat azas keadilan dan kemaslahatan subsidi itu bagi rakyat seberapa besar.
Diakui atau tidak orang yang selalu meributkan soal subsidi BBM, diantaranya adalah mafia itu sendiri.
“Kalau dibiarkan ujung-ujungnya rakyat kecil yang akan menjadi korban,” kata Presiden terpilih yang diusung PDI Perjuangan.
Melihat persoalan energi sedemikian kompleks, Jokowi akan memilih menteri ESDM yang jempolan dan yang berani bertarung dengan para mafia.
Andi Norsyaman Someng Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) salut kalau pemerintah yang akan datang memiliki keberanian menghapus subsidi BBM.
Dengan demikian subsidi BBM yang mencapai lebih dari Rp.340 triliun bisa dialihkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat tidak hanya dinikmati golongan mampu saja. (jos/dwi/ipg)