Kebutuhan mengkonsumsi daging Sapi biasanya meningkat di saat memasuki bulan puasa Ramadhan sampai nanti menjelang Idul Fitri. Untuk itu, jangan asal beli tapi kenali bentuk dan ciri-ciri daging sapi yang sehat.
Secara kasat mata, kata drh. Yetty Rizal kasie Kesehatan Veterinier dan Kesehatan Masyarakat Dinas Pertanian dan Peternakan, Surabaya, bentuk daging sapi yang sehat dan tidak sehat secara sederhana dapat dikenali dari penampilannya.
“Biasanya Sapi dipotong di RPH pada malam atau dini hari sampai subuh. Dan setelah itu didistribusikan ke pasar-pasar. Kalau dari warna, sampai sekitar tengah hari setelah dipotong biasanya warnanya masih memerah. Dan nampak segar, itu yang paling gampang,” terang drh. Yetty.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah penempatan daging sapi. Maksudnya, kalau digantung justru lebih bagus dan akan membuat daging menjadi lebih keset. “Kalau sapinya gelonggongan setelah dipotong kemudian dagingnya digantung pasti airnya menetes,” lanjut Yetty.
Demikian juga dengan bau atau aroma daging sapi yang segar dan sehat dapat dipastikan sangat berbeda dengan aroma daging yang tidak sehat serta busuk atau akan menjadi busuk.
“Aroma atau bau daging sapi yang segar tentunya berbeda dengan yang tidak segar. Biasanya Ibu-ibu yang sering berbelanja daging sapi paham soal aroma itu. Beda kok memang aromanya. Ini juga harus diwaspadai masyarakat,” kata Yetty.
Oleh karena itu, drh. Yetty Rizal menegaskan agar masyarakat tidak asal membeli daging sapi. Apalagi jika ditawarkan dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga di pasaran. “Kalau harganya jauh lebih murah dari pasaran juga harus diwaspadai,” tegas drh. Yetty Rizal saat dikonfirmasi suarasurabaya.net.(tok/dwi)
Foto: repro dagingsapiku.com