
Jamaah haji asal Indonesia yang tinggal di beberapa hotel mulai kesulitan mencari makanan untuk sarapan pagi, jelang kepulangannya ke tanah air.
Menurut laporan Budi Leksono reporter Radio Suara Surabaya di Jeddah Sabtu (11/10/2014), saat ini jarang ditemui pedagang penjual makanan dan minuman.
“Biasanya sejak 2 sampai 3 hari lalu ada beberapa pedagang yang berjualan, jumlahnya juga tidak banyak dan bisa dihitung. Jumlah makanan yang dijualpun juga terbatas,” katanya.
Berdasarkan beberapa sumber yang ia temui, pemandangan ini sudah biasa, karena setiap menjelang kepulangan jamaah haji ke tanah air, para mukimin atau penduduk pendatang yang tinggal di Makkah dengan berdagang sudah tidak berjualan lagi.
“Mereka berjualan dengan lauk yang sederhana. Kalau berjualan, biasanya para pedagang menjual 1 bungkus sayuran dengan harga 3 real yang sebelumnya dijual dengan harga 1 real,” ujarnya.
Dari kejadian itu, jamaah sempat kerepotan mencari makanan karena bergantung pada pedagang. Bahkan, jamaah terpaksa makan mi instan dan roti, sedangkan stok makanan yang dibawa dari rumah sudah habis.(ono/fik)