Kepolisian Republik Indonesia menangkap adanya sinyal telepon seluler aktif yang diduga milik salah seorang penumpang pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ 8501.
“Hasil analisis IT kami menemukan ada sinyal yang tertangkap, koordinatnya di sebelah barat Kalimantan,” kata Jenderal Polisi Sutarman Kapolri, di Jakarta, Selasa (30/12/2014).
Sinyal tersebut, menurut dia kemungkinan dari ponsel milik penumpang yang lupa untuk dimatikan saat pesawat nahas tersebut akan lepas landas.
“Penumpang kadang lupa matikan HP. Saat pesawat terbang, terlepas dari BTS, sinyalnya hilang. Lalu ketika tersambung lagi dengan BTS, sinyal muncul lagi,” katanya.
Sementara Polri melalui tim Disaster Victim Identification sedang mengumpulkan data ante mortem dari keluarga korban sebagai langkah awal untuk identifikasi jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ 8501
“DVI sedang bekerja mengambil data ante mortem dari keluarga korban sehingga jika korban ditemukan bisa segera dicocokkan DNA-nya,” katanya.
Pengumpulan data ante mortem bisa diambil dari rambut, kuku dan darah keluarga. Nantinya data tersebut dijadikan sebagai data pembanding untuk mengidentifikasi para korban.
“DNA bisa kita ambil dari rambut, kuku, sidik jari,” katanya seperti dilansir Antara.
Menurut dia, tim DVI telah berpengalaman menangani berbagai jenis kecelakaan. Ia mencontohkan tim DVI juga turut ambil bagian dalam mengidentifikasi para korban kecelakaan pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh di wilayah konflik Ukraina, beberapa waktu lalu.
AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 membawa 155 orang penumpang tersebut berangkat dari Bandara Juanda Surabaya pada Minggu (28/12) pukul 05.36 WIB dan hilang kontak di perairan Pulau Belitung dengan titik koordinat 03.22.46 LS dan 108.50.07 BT.
Sebanyak 155 orang penumpang tersebut terdiri dari 138 orang dewasa, 16 orang anak-anak dan satu orang balita.
Para penumpang sebagian besar merupakan WNI, sementara sisanya adalah WN Malaysia, Singapura, Korea Selatan, dan Inggris.(ant/ipg)