Anti-Drowsing System (Androsys) oleh Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan mahasiswa jurusan Teknik Manufaktur fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), diaplikasikan ke dalam helm sehingga dapat mencegah penggunanya mengantuk saat berkendara.
Androsys menggunakan denyut nadi manusia sebagai sensor kantuk seseorang saat mengemudi. Cara kerja Androsys adalah ketika sensor menangkap denyut nadi pengemudi kendaraan melemah dibawah 80 denyut/menit, maka Androsys mengirimkan output berbentuk getaran secara berkala pada pengemudi.
“Output berbentuk getaran itu, akan memberikan reaksi pada pengemudi kendaraan agar tidak ngantuk. Penempatan sensor bisa diletakkan pada bagian leher dalam yang memang terasa denyut nadinya. Dalam kondisi normal, denyut nadi manusia 80 denyut/menit,” terang Kristiawan Manik.
Penempatan perangkat modular pada helm yang sama sekali tidak merusak fungsi helm sebagai pelindung kepala, dengan melekatkan vibrator di bagian dalam helm. Kemudian sensor denyut nadi dapat diletakkan pada bagian tubuh yang berdenyut, misalnya leher bagian depan, atau tangan, membuat temuan baru ini dinobatkan menjadi peraih medali emas di Malaysia.
“Temuan kami ini, berhasil merebut medali emas kategori invention pada International Invention Inovation & Design di Universiti Teknologi Mara, Segamat, Johor Malaysia pada 20 Agustus 2014 lalu,” papar Ricky Nathaniel Joevan yang menambahkan sementara ini untuk pemasangan perangkat temuan baru tersebut masih harus mereka kerjakan sendiri.
Sementara itu, Sunardi Tjandra, ST, MT dosen pembimbing, ditemui di tempat berbeda membenarkan bahwa butuh waktu satu semester untuk mengerjakan Helem Androsys tersebut. “Kami berupaya segera mematenkan temuan-temuan atau inovasi-inovasi para mahasiswa ini. Ini juga untuk menumbuhkan industri kreatif di negara kita,” kata Sunardi Tjandra saat ditemui suarasurabaya.net, Senin (25/8/2014).(tok/ipg)