Ashraf al-Qudra, juru bicara kementerian kesehatan di Gaza mengatakan tujuh warga Palestina yang tewas dalam dua serangan udara Israel Sabtu pagi, (12/7/2014) meningkatkan jumlah korban tewas dalam lima hari kekerasan di wilayah itu menjadi 112.
Menurut dia, empat orang tewas di Jebaliya, di utara Jalur Gaza, dan dua orang lain di Deir el Balah selatan.
Kemudian tak lama setelah itu, seorang remaja 17 tahun tewas dalam serangan di Kota Gaza, imbuhnya.
Para korban terbaru meningkatkan jumlah korban tewas menjadi 112 sejak Israel mulai meluncurkan ‘Operasi Pelindung (wilayah) Ujung’ Selasa pagi (8/7/2014) dalam upaya menghentikan serangan roket lintas-batas oleh kelompok-kelompok gerilyawan.
Sejak itu, gerilyawan Gaza dilaporkan telah menembakkan sekitar 520 roket dan mortir yang menyerang Israel, sementara yang lain 140 roket berhasil dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome, kata pernyataan militer negara Yahudi itu Jumat malam (11/7/2014).
Mengutip dari Antara, ini adalah kekerasan paling mematikan sejak November 2012, dengan semakin banyak roket ditembakkan ke Yerusalem dan Tel Aviv dan bahkan sejauh kota utara Haifa. Sejauh ini, menurut mereka, tidak ada orang Israel yang tewas.
Seorang tentara Israel terluka parah dalam serangan mortir Kamis malam, dan seorang pria lain terluka sangat serius ketika sebuah roket menghantam satu pompa bensin di kota pelabuhan selatan Asdod, Jumat pagi.
Dua tentara Israel menderita luka ringan di sepanjang perbatasan dengan Gaza saat gerilyawan Palestina menembakkan sebuah rudal anti-tank.
Dan orang wanita tua sedikit terluka ketika sebuah roket menghantam rumahnya di kota selatan Beersheva.
Israel telah resmi memanggil sekitar 40.000 tentara cadangan dan
mengancam akan menggelar operasi darat untuk membasmi serangan roket. (ant/ain)