Penurunan harga minyak dunia yang terjadi pada Selasa (11/11/2014) tidak berdampak langsung dengan naik turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia. Dr. Revrisond Baswir pengamat ekonomi politik Universitasw Gadjah Mada (UGM) mengatakan, dampaknya bagi BBM di Indonesia masih fifty fifty.
“Saya bilang, kondisi saat ini masih netral 50:50, karena di satu pihak kita mengimpor dan pihak lain kita juga mengekspor. Kalau dikaitkan ke subsidi, persoalannya jadi dilematis, karena masalahnya tidak mutlak soal penurunan minyak mentah dunia,” kata pria yang kerap disapa Soni saat diwawancarai Radio Suara Surabaya, Selasa (11/11/2014).
Menurut Soni, naik turunnya harga BBM di Indonesia tidak hanya karena fluktuasi harga minyak dunia. Jika minyak mentah dunia turun, seharusnya harga BBM di Indonesia juga ikut turun dengan melihat indikator lain untuk harga jual BBM Indonesia.
“BBM harusnya turun, kalau naik sdh pasti saya tolak. Karena bbm kita sudah sangat mahal jika dilihat dari daya beli masyarakatnya. Selain itu, transportasi publik yang tidak dikembangkan dan konsumsi BBM perkapita kita juga masih sangat rendah dibanding Singapura dan Amerika Serikat,” paparnya. (ono/rst)
Teks Foto :
– Ilustrasi
Foto : Antara