Bertujuan memenuhi kebutuhan kualitas lulusan SMK yang bagus, guru-guru SMK terus meng-upgrade kemampuan. Karena ilmu mereka terapan, perkembangan teknologi dan informasi sesuai bidang studi sangat penting dilakukan.
Para guru ini tidak hanya magang di BLK atau perusahaan tapi juga mendapat pelatihan tiap tahun.
Drs Hudiono MSi Kabid Dikmen Kejuruan dan Perguruan Tinggi Provinsi Jawa Timur pada Radio Suara Surabaya mengatakan, penambahan teknologi yang baru kalau otomotif misalnya mobil kalau dulu pakai rem cakram sekarang pakai rem yang menyesuaikan dengan teknologi yang berkembang sekarang. Mengadaptasi dengan perkembangan teknologi yang baru tersebut.
“Diprogramkan setiap tahun memang ada pemagangan itu, tidak hanya program otomotif tapi program keahlian namanya dan menambah pelatihan-pelatihan guru. Kemitraan pelatihan juga melibatkan perguruan tinggi dan dunia industri. Karena selain itu juga memiliki penyetaraan guru yang tidak setara di perguruan tinggi,” kata dia.
Sampai sekarang jumlah sekolah kejuruan di Jatim mencapai 1.644. Sebanyak 30% dari sekolah itu muridnya di bawah 100. Sementara itu secara umum kompetensi guru di SMK memenuhi syarat minimal lulusan S1.
“Pendidikan para guru sudah hampir memenuhi standar minimal S1 karena di Undang-undangnya minimal SMA, SMK dan S1,” ujar dia.
Secara umum, kata Hudiono mencukupi. Tapi pengajar di bidang ilmu produktif masih kurang. Jadi selama ini harus diisi pengajar dari praktisi industri.
Kompetensi para guru SMK juga terus digenjot menjelang AEC 2015. Dengan menambah jumlah pelatihan ketrampilan dan kompetensi. (gk/dwi/ipg)