Sabtu, 23 November 2024

Gebyar Tari Tradisional, Lestarikan Budaya Negeri Sendiri

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Satu di antara peserta lomb atari tradisional se Kota Surabaya. Foto: Totok suarasurabaya.net

Puluhan siswa sekolah dasar (SD) Katolik se Kota Surabaya, Sabtu (20/9/2014) mengikuti lomba tari tradisional bertajuk: Gebyar Tari Tradisional Nusantara 2014 di gedung Kristus Raja, Surabaya, sebagai satu di antara upaya pelestarian seni dan budaya negeri sendiri.

Beberapa sekolah memilih jenis tari tradisional kontemporer, dengan harapan anak-anak mengenal dan merasakan bagaimana tari tradisional ditampilkan. Mulai dari bentuk gerakan hingga musik pengiringnya yang cenderung mudah didengar dan gampang diikuti gerakannya.

“Kalau mereka diberikan jenis tari tradisional yang asli, yang klasik, pasti butuh waktu agak lama, dan berkali-kali latihan. Sengaja kami pilih tari tradisional kontemporer untuk memudahkan mereka mengenali, memainkannya. Selanjutnya kami latihkan tari tradisional yang klasik,” ujar Sigit Petrus satu di antara guru.

Hal yang sama juga disampaikan Elizabeth guru kesenian yang Sabtu (20/9/2014) mengantarkan sejumlah siswanya tampil dipentas Gebyar Tari Tradisional Nusantara 2014, bahwa siswa-siswinya sengaja memainkan tari tradisional kreasi.

“Anak-anak memang kami latih tari tradisional kreasi. Musik pengiringnya mudah, gerakannya mudah. Tetapi yang lebih penting adalah memperkenalkan, sekaligus mengajak anak-anak itu mencintai seni budaya sendiri. Ini yang terpenting dilakukan,” ujar Elizabeth saat ditemui suarasurabaya.net, Sabtu (20/9/2014).

Sementara itu, dari catatan panitia, lebih dari 5 sekolah dasar Katolik se Kota Surabaya terlibat dalam pentas Gebyar Tari Tradisional Nusantara 2014, yang juga sebagai wujud syukur pada pengabdian Romo John Tondowijoyo CM, yang genap 10 windu menjadi pelayan umat Katolik di Surabaya.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs