Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) merupakan suatu forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi kekeluargaan secara terpadu. Bahkan, untuk penguatan fungsi-fungsi utama tersebut diharapkan memungkinkan setiap keluarga makin mampu membangun dirinya menjadi keluarga sejahtera, keluarga yang mandiri dan keluarga yang sanggup menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik.
Sehingga untuk mewujudkan fungsi-fungsinya, yayasan Damandiri mengajak semua masjid-masjid untuk memberdayakan ekonomi keluarga melalui jamaahnya dengan menyelenggarakan “Gebyar 1000 Posdaya Berbasis Masjid” di ruang Shofa Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jumat (12/9/2014).
M. Abd. Choliq Idris Ketua Panitia Pelaksana Gebyar 1000 Posdaya Berbasis Masjid yang diselenggarakan oleh Yayasan Damandiri mengatakan, memang sengaja acara tersebut diselenggarakan di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Karena, harapan dari Damandiri serta DMI, Masjid Al-Akbar sebagai motor yang menggerakkan masjid-masjid di Jatim Untuk mengembangkan Posdaya-nya.
“Posdaya sendiri kan adalah pos pemberdayaan untuk membangkitkan potensi ekonomi jamaah. Jadi memang program Posdaya ini dan juga program lainnya bisa dikatakan klop karena pak JK (Jusuf Kalla–Red) selaku Ketua DMI Pusat mencanangkan program memakmurkan masjid dan dimakmurkan masjid,” lanjut Choliq.
Oleh karena itu, lanjutnya, bukan hanya masjid yang makmur tapi bagaimana caranya agar jamaah itu juga makmur dari segi ekonomi.
Saat ditanya mengapa harus melalui masjid, Choliq menjawab, menurut survey jamaah masjid lebih dipandang amanah untuk mengembalikan kredit atau pinjaman dari Damandiri.
“Sehingga masjid-masjid yang punya usaha seperti budidaya jamur, ternak lele, kerajinan apapun yang butuh dana untuk mengembangkan usahanya, maka posdaya melalui Damandiri siap membantu. Rata-rata kalau dilewatkan masjid, menurut pengalaman dari pak Haryono Suyono kalau melalui desa-desa cenderung tak kembali atau tak berjalan,” lanjutnya.
Tamu undangan yang hadir pada acara tersebut melibatkan beberapa elemen. Pihaknya juga turut bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Malang yakni, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang juga turut mengundang Posdaya-posdayanya yang berhasil seperti produk pangan, pakaian, serta kerajinan.
“Di sini kita ada 32 stan yang didalamnya menjual berbagai macam produk mulai pangan, pakaian, kerajinan, yang dihadirkan oleh Masjid Al-Akbar Surabaya, BKKBN, DMI, dan juga teman-teman dari mahasiswa,” tambahnya.
Acara gebyar 1000 posdaya berbasis masjid ini dibagi menjadi dua sesi yang dimulai dengan acara ceremonial dan ramah tamah pada pukul 13.00 WIB hingga 14.45 WIB dan dilanjutkan dengan acara inti yakni, talkshow gebyar 1000 Posdaya berbasis masjid hingga menjelang Maghrib
Narasumber yang turut hadir adalah KH. Masdar Farid Mashudi dari DMI pusat, Fasli Jalal Kepala BKKBN, Prof. Abd A’la rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, serta Prof. Dr. Mudjia Raharjo M.Si rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.(ono/ipg)
Teks Foto :
– Salah satu stan posdaya yang ada di “Gebyar 1000 Posdaya Berbasis Masjid”.
Foto : Triono Suarasurabaya.net