Gas kota yang bersumber pada gas bumi dan gas alam terus dikembangkan PT Gas Negara (PGN). Gas alam disebut-sebut sebagai sumber energi yang menjanjikan untuk masa depan.
Di Surabaya saat ini pengguna di kalangan Rumah Tangga mencapai 12.500 pelanggan, dan ditargetkan naik 1000 pelanggan pada 2014. Pada Suara Surabaya, Wahyudi General Manager PGN mengatakan, gas alam di Surabaya nilainya tinggi karena kandungan airnya tidak terdeteksi.
”Dari hasil pemisahan produksi gas, molekul energi yang paling besar adalah metan dan etan, setelah itu propan (C3H8) dan butan (C4H1) yang lebih kecil. Sudah kami uji lab dengan proses pemisahan, kandungan air dalam gas alam kita, 0.00 itu bisa dikatakan tidak terdeteksi kandungan airnya,” terang Wahyudi.
Sehingga karakternya gas bumi yang dihasilkan kering, bersih dan tidak muncul kondensar. Menurut Wahyudi, energi yang dihasilkan juga lebih sempurna, tanpa jelaga.
Jika dibandingkan dengan elpiji, gas bumi relatif lebih aman. Apabila terjadi kebocoran maka gas akan menguap ke udara, ini karena berat jenis gas yang dihasilkan lebih ringan. Sedangkan elpiji, berat jenis gas lebih berat, sehingga jika terjadi kebocoran gas akan memenuhi ruangan dan mudah terbakar jika tersulut api.
“Di tempat kami, untuk menjamin keamanan ada petugas patrol yang keliling di lintasan pipa. Mereka membawa alat yang namanya Laser Metan untuk mendeteksi kemungkinan kebocoran. Alat ini bisa mendeteksi gas sampai radius 3 kilo,” kata General Manager PGN.
Saat ini, gas bumi sudah mengaliri beberapa perumahan di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
“Di Gresik, mulai perumajan GKB, Pongangan, Randuagung, Surabaya mulai Manukan, Kandangan, Darmo Satelit, Darmo Indah, Gunungsari Indah, Warugunung, Kartini, Darmo, Barata Jaya, Ngagel, Pucang, Rungkut YKP, Griyo Mapan, Rungkut Kidul, Lot dan Alang-alang. Sedangkan Sidoarjo mulai perumahan Waru, Deltasari, Pondok Jati, Kedungturi dan sekitarnya,” kata Wahyudi.
Sementara tentang harga, Wahyudi mengatakan relatif murah sebab untuk ukuran Rumah Tangga I hanya Rp2.495 per meter kubik. Harga yang sudah ditentukan BPH Migas ini bertahan sejak 2008 hingga kini masih tetap.(rst)
Foto : Ilustrasi