Penurunan jumlah penumpang yang terjadi di penyeberangan Ujung-Kamal ternyata tak hanya faktor adanya jembatan Surabaya-Madura.
Samsul Bahri, Ketua DPC Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Surabaya, Sabtu (26/7/2014) mengatakan selain jembatan Suramadu, setidaknya ada dua faktor penurunan penumpang ini.
“Pertama karena banyak bus AKDP yang melanggar aturan. Harusnya mereka menyeberang melalui ferry, tapi faktanya mereka menyeberang melalui jembatan Suramadu,” kata Samsul Bahri.
Padahal, trayek bus AKDP baik dari Madura maupun dari Surabaya menuju Madura, harusnya menyeberang melalui jalur penyeberangan ferry. Padahal tiap harinya setidaknya ada 200 bus AKDP yang melayani trayek Surabaya-Madura.
Selain bus yang melanggar trayek, banyaknya taxi liar di sekitar dermaga Ujung dan Kamal juga menjadikan penyeberangan semakin sepi.
“Mereka (Taxi liar) itu mencari penumpang di dermaga lalu membawa penumpang menyeberang melalui Suramadu dengan alasan lebih murah,” kata Samsul Bahri.
Hal yang sama diungkapkan Listiono Dwi Tetuko, Manager PT Darma Lautan cabang Ujung. Menurut dia, dalam sehari bus yang melalui penyeberangan ferry ternyata hanya 1-3 bus perhari.
“Bahkan banyak bus yang ke dermaga Ujung cari penumpang, tapi setelah penuh mereka bukanya menyeberang menggunakan ferry tapi malah memutar menggunakan Jembatan Suramadu,” kata dia. Karenanya, Listiono minta Dinas Perhubungan segera menertibkan bus-bus nakal ini.
Sekadar diketahui, sejak pengoperasian Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu), penyeberangan Ujung-Kamal memang langsung sepi. Bahkan penurunan jumlah penyeberangan terjadi hingga 80 persen untuk roda empat, 70 persen roda dua dan 50 persen untuk penumpang orang.
Tak hanya itu, jumlah kapal yang digunakan untuk melayani penyeberangan saat ini juga berkurang. Jika dulu kapal ferry yang digunakan mencapai 18 kapal, saat ini hanya tinggal empat kapal.
Untuk angkutan lebaran kali ini, ASDP Ujung-Kamal sebenarnya mendatangkan dua kapal cadangan sehingga total ada empat kapal. Tapi hingga saat ini hanya empat kapal yang beroperasi, sedangkan dua cadangan belum dioperasikan.
Kejayaan penyeberangan Ujung-Kamal terjadi pada awal tahun 2000. Saat itu, puncak angkutan mudik lebaran mencapai 20 ribu pemudik perhari yang menyeberangan, dengan jumlah roda dua yang menyeberang mencapai 15 ribu dan roda empat mencapai 5 ribu.
Kini, ketika puncak mudik, hanya 3-4 ribu saja penumpang yang menyeberang. Jumlah roda dua-pun juga tinggal seribu dan roda empat tinggal 230 an kendaraan. (fik)