Meskipun pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Surabaya menyampaikan bahwa seluruh buku pembelajaran atau buku K13 bakal didistribusikan hingga akhir Agustus 2013 mendatang, sejumlah orangtua siswa pilih membeli sendiri.
“Beli sendiri kami juga masih mampu kok. Kalau pemerintah memang memberikan gratis, mestinya dipikirkan cara distribusinya. Jangan dibiarkan seperti ini. Kami menunggu terus sementara proses belajar disekolah sudah berjalan juga,” kata Dra. Frida Sulistyowati orang tua siswa.
Puteri Frida bersekolah di sebuah SMPN di Surabaya, yang hingga hari ini masih mendapat satu soft copy satu mata pelajaran saja. Sementara proses pembelajaran mulai berlangsung. Dan buku yang dibutuhkan menjadi satu di antara buku pelajaran yang wajib dimiliki.
“Buat apa menunggu tanpa kepastian. Sekali-sekali pemerintah itu turun sendiri melihat kondisi dilapangan. Buku diberikan gratis tapi pembagiannya lambat. Sedangkan siswa membutuhkan. Sebaiknya orang tua siswa beli sendiri saja,” tegas Frida saat ditemui suarasurabaya.net, Kamis (21/8/2014).
Sementara itu, pantauan suarasurabaya.net Kamis (21/8/2014) di sebuah toko buku dikawasan Jl. Ngagel, Surabaya, menyediakan buku-buku K13 sesuai kebutuhan para siswa tahun ajaran baru. Demikian juga di Pasar Blauran, pedagang buku juga menyediakan buku K13.
“Mungkin memang pemerintah maunya seperti itu. Gratis tapi diperlambat pembagiannya. Orang tua siswa punya inisiatif beli buku sendiri diluar. Terus apanya yang gratis? Pemerintah ini maunya apa tooh?” keluh Murniati satu diantara orang tua siswa saat ditemui suarasurabaya.net, di sebuah kios buku di Pasar Blauran, Kamis (21/8/2014).(tok/ipg)