Damar Kurung atau dinegara serta budaya lain sering dikenal sebagai Lampion, ternyata menjadi satu diantara karya budaya khas tradisional masyarakat Gresik. Di masa lalu Damar Kurung adalah bagian dari keseharian masyarakat Gresik, dan kini kepada generasi muda, keberadaan Damar Kurung kembali diperkenalkan dalam sebuah lomba.
Damar Kurung, lampu yang dibungkus dengan kertas minyak dengan kerangka terbuat dari Bambu Wulung, pada masanya digunakan untuk menerangi rumah maupun kampung-kampung. Keberadaannya kemudian mulai tidak dikenal seiring perkembangan zaman.
“Kami ingin mengajak generasi muda, untuk mengenali, atau kembali mengenal Damar Kurung. Kalau pada masyarakat Tionghoa ada Lampion, di negeri ini, khususnya di Kota Gresik, ada Damar Kurung. Ini peninggalan tradisi yang butuh kembali diperkenalkan pada generasi muda,” terang Christian Andhika Pramudia panitia kegiatan lomba.
Lomba menghias Damar Kurung, dijadwalkan digelar Sabtu (6/9/2014) di Lenmarc Mall Surabaya. “Dapat diikuti oleh siswa PGTK, SD. Kami memang sengaja mengajak generasi muda untuk kembali mengenali Damar Kurung, yang mulai dilupakan masyarakat,” tambah Christian saat berbincang dengan suarasurabaya.net, Jumat (5/9/2014).
Uniknya, lanjut Christian, peserta tingkat Play Group dan Taman Kanak-kanak (PGTK) dapat didampingi oleh orang tua masing-masing serta menambahkan beberapa elemen untuk memperindah karya Damar Kurung yang dibuat putera-puteri mereka dalam lomba tersebut.
Selain mengajak anak muda kembali mengenal keberadaan Damar Kurung, lomba menghias Damar Kurung adalah bagian dari memeriahkan Mooncake Festival atau Festival Kue Bulan.(tok/ipg)