Komisi C DPRD Surabaya minta Pemkot Surabaya segera mengantisipasi ancaman luapan air dari Kali Lamong, sebelum banjir besar mengancam Surabaya.
Desakan ini dikatakan Agus Sudarsono Anggota Komisi C DPRD Surabaya, yang khawatir kalau tidak segera diantisipasi sekarang, luapan air Kali Lamong akan jadi ancaman ke depan untuk Surabaya.
“Kondisi itu bisa dilihat, setiap kali terjadi luapan air Kali Lamong, yang kena dampak tiga kecamatan di Surabaya Barat, di antaranya Pakal, Benowo dan Sambikerep,” ujar Agus, Selasa (28/1/2014).
Ditambahkan Agus, antisipasi yang harus dilakukan Pemkot Surabaya mulai sekarang, dengan membangun dam dan pintu air yang dapat mengatur limpahan air yang masuk ke Surabaya. “Anggarannya bisa disiapkan mulai sekarang, sementara pengerjaannya bisa tuntas 2-3 tahun ke depan,” jelasnya.
Agus mengatakan, karena Kali Lamong di bawah pengawasan Pemprov Jawa Timur, maka Pemkot harus terus melakukan koordinasi dengan Dinas PU Bina Marga Jawa Timur dan Kementrian PU. “Kalau untuk anggaran Pemkot Surabaya harus koordinasi dengan Bappenas karena anggaran ada di sana. Untuk pembebasan lahan di bibir sungai yang idealnya sekitar 5 meter, perlu anggaran yang besar,” ungkap Agus.
Meski Pemkot Surabaya sudah beberapa kali melakukan pengerukan di Kali Lamong, untuk mengantisipasi banjir, tetap saja upaya itu akan percuma, kalau tidak segera diantisipasi dengan dam dan pintu air. “Kondisi itu dibuktikan dengan masih seringnya banjir terjadi di Kawasan Benowo, Sambikerep dan Pakal, setiap curah hujan tinggi dan adanya banjir kiriman dari Gresik lewat Kali Lamong,” papar Agus.
Sementara Erna Purnawati Kadis PU Bina Marga dan Pematusan Surabaya, belum bisa dikonfirmasi tentang upaya dan antisipasi yang dilakukan Pemkot Surabaya, untuk mengatasi ancaman luapan air Kali Lamong, yang setiap tahun selalu meluap masuk ke Surabaya. (tas/ipg)
Teks Foto :
– Kondisi Kali Lamong di sekitar Kecamatan Benowo yang sering meluap setiap air laut pasang dan curah hujan tinggi.
Foto : Teguh suarasurabaya.net