Media sosial seakan-akan menjadi media besar yang sering diakses oleh banyak orang. Bahkan, apa yang masyarakat catat melalui media sosialnya akan terbaca hingga akhir hayatnya.
Hal itu disampaikan Prayudi Aji dari Blackberry Community Indosat Surabaya saat diwawancarai Radio Suara Surabaya Selasa (2/9/2014).
“Harusnya rekan kita yang tertimpa “musibah” harus lebih dewasa menggunakan dunia digital. Di dunia maya ini sesuatu akan tercatat sepanjang masa kalau kita melakukan kesalahan atau kesengajaan dan kesalahan yang masyarakat lakukan akan tersimpan selama-lamanya seperti di sistem google, microsoft atau yahoo,” katanya.
Terkait kasus Florendce, Prayudi menyampaikan hal ini mungkin akan terjadi pada kasus Florence berikutnya.
“Itu pasti akan ada sampai seterusnya, kita seharusnya sudah semakin waspada tidak perlu lagi terjebak pada kesalahan-kesalahan kita yang tidak perlu diteruskan,” tambanhya.
Dari sisi pengguna media sosial yang saat ini sedang masuk ke digital imigrant dan digital native sering melakukan kesalahan. Namun menurut Prayudi, Flo termasuk dalam digital imigrant.
“Itu apesnya dia saja, kalau tidak ada yang capture ya tidak masalah,” lanjutnya.
Menurut etika, kesalahan yang Florence lakukan dalam hitungan detik, harus mengatakan maaf untuk menganulir kejadian yang akan muncul yakni harus terbuka dalam hitungan detik juga.
“Terkadang meminta maaf itu harus lebih intens, jangan sekali-kali kita mengatakan misal dibajak orang lain seperti itu,” ujarnya.
Saat ditanya apakah para pengguna seperti Florence akan jera dengan kasus seperti ini, Prayudi menjawab “tidak akan pernah jera, mungkin kalau ada 10 Florence baru bisa,” tutup Prayudi.(ono/dwi)