Ditegaskan drh. Liang Kaspe Direktur Operasional PDTS KBS, menghadapi cuaca lembab pasca guyuran abu vulkanik Gunung Kelud, asupan makanan satwa harus diprioritaskan dan mendapat perhatian khusus.
“Itu berhubungan dengan kondisi kesehatan satwa menghadapi cuaca lembap yang kurang bersahabat. Asupan makanan menjadi jaminan untuk menjaga kesehatan satwa, oleh karena itu perlu diprioritaskan,” terang drh. Liang Kaspe.
Jika pada hari biasa dan cuaca bersahabat, matahari bersinar cerah, konsumsi makanan satwa memang harus bagus, dan pada kondisi kurang bersahabat, maka asupan makanan satwa di KBS harus ditingkatkan.
Hal ini juga terkait dengan fungsi KBS sebagai satu di antara lembaga konservasi satwa, yang menempatkan satwa pada kondisi habitat yang berbeda. Sehingga harus diupayakan agar kondisi yang berbeda itu dapat diminimalisir.
“Paling tidak habitat itu diupayakan menyerupai habitat aslinya. Sehingga pada kondisi cuaca berbeda, satwa harus diberikan asupan makanan yang berbeda juga dalam rangka menjaga kesehatan tubuh satwa sendiri,” papar Liang.
Apalagi dengan terjadinya guyuran abu vulkanik Gunung Kelud, sebelum terjadinya perubahan cuaca, maka asupan makanan bagi satwa harus ditingkatkan.
“Satwa di dalam kandang kan tidak lagi bisa berburu makanan sesuai kebutuhan cuaca atau kondisinya. Dan oleh karena itu, harus dipenuhi oleh keeper, dalam hal ini KBS,” tegas Liang Kaspe pada suarasurabaya.net, Senin (17/2/2014).(tok/ipg)