Dengan didukung kecanggihan teknologi informasi, saat ini selfie sudah menjamur dan menjadi fenomena tersendiri. Dimana banyak orang memfoto dirinya dengan berbagai cara sebagai aktivitas menunjukkan eksistensi diri atau istilah gaulnya narsis.
Aktivitas ini bertujuan mendapat respon positif dari sesama pengguna sosial media. Namun, selfie yang berlangsung terus-menerus akan menjadi candu, dan jika sudah berlebihan bisa jadi bahaya dan perlu diwaspadai.
Afif Kurniawan, Psikolog Klinis Unair Surabaya pada Radio Suara Surabaya mengatakan, dampak negatif selfie diantaranya, secara psikologi akan membandingkan diri sendiri dengan orang lain secara berlebihan hingga hilangnya kepercayaan diri.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa melihat foto teman di Facebook, Path, Twitter atau Instagram akan membuat seseorang tak lagi mensyukuri bentuk tubuhnya. Semakin sering melihat foto selfie dan foto lainnya di media sosial maka semakin sering juga memandang negatif diri sendiri.
Sedangkan, secara sosial bisa mengganggu, karena tidak semua masyarakat pro dengan kebiasaan ini. Studi terbaru di Inggris menunjukkan bahwa mereka yang terlalu sering melakukan selfie kurang begitu disukai, karena membuat orang lain merasa tak nyaman dan tak diperhatikan.
Hal serupa juga diungkapkan Afif, ia mengatakan,”Selfie yang sudah berlebihan bisa menimbulkan hilangnya empati seseorang, berfoto dimana saja tanpa melihat tempat, situasi dan kondisi. Misal di tempat bencana atau waktu situasi berduka.”
Untuk itu, Afif menyarankan agar tidak berlebihan dalam berselfie dan lebih selektif dalam melakukannya agar tidak memberi kesan negatif. (ain/ipg)
Teks Foto:
– Candu Selfie pada remaja
Foto: Ilustrasi bahaya selfie