Lahan cabai dan nanas menjadi area pertanian dan perkebunan di Kabupaten Kediri yang paling banyak terdampak letusan Gunung Kelud. Data yang dimiliki suarasurabaya.net, menunjukkan lahan Cabai yang rusak dan gagal panen akibat tertimbun material Vulkanik mencapai 2750 hektar untuk cabai kecil dan 468 hetar untuk cabai besar dan kerugian mencapai Rp67 miliar.
Total kerugian dari cabai kecil mencapai Rp46,160 miliar dengan rincian ancaman gagal panen atau puso dengan kerugian Rp15,560 miliar, dan mengalami puso mencapai Rp30,600 miliar.
Sedangkan cabai besar total kerugian mencapai Rp21,960 miliar dengan rincian ancaman puso Rp960 juta, dan puso mencapai Rp21 miliar. “Ini hitungan dari lima kecamatan terparah dampak letusan kelud,” kata Adi Suwignyo Ketua bidang penerangan dan informasi satlak Kabupaten Kediri, Kamis (20/2/2014).
Lima kecamatan yang terdampak parah adalah Kepung, Ngancar, Puncu, Wates, serta Plosoklaten. Kerugian cabai di lima kecamatan ini memang cukup besar karena saat ini seluruh cabai sudah berbuah dan siap panen.
Selain cabai, di lima kecamatan ini juga mulai masuk panen nanas sehingga ketika terjadi letusan Kelud, nanas yang ditanam di area seluas 2587 mayoritas mengalami puso dan gagal panen.
Ditemui di rumahnya, Sugito, warga Ngancar mengatakan dari seperempat hektar lahan nanas miliknya, kerugian mencapai Rp10 juta. “Ini sudah masuk 16 bulan dan sudah mulai memanen, tapi rusak tertimbun kerikil vulkanik,” kata Sugito.
Meski begitu, dirinya mengaku akan memanen sebagian kecil nanas yang selamat dan tidak rusak. Nanas yang sudah dipanen juga akan segera dia jual untuk menambal kebutuhan hidup selama kembali ke rumahnya paska mengungsi lima hari. (fik/rst)
Teks Foto :
– Lahan cabai warga yang terdampak material vulkanik.
Foto : Taufik suarasurabaya.net