Keberadaan bus sekolah diyakini Diah Litasari, pengamat pendidikan anak usia dini dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran berinteraksi sosial bagi anak-anak.
“Dari rumah kemudian menuju sekolah, di setiap titik pemberhentian, anak-anak bertemu dengan orang lain, kawan mereka, dan itu menjadi sarana langsung pembelajaran bersosialisasi serta berinteraksi sosial dengan kawan lainnya,” kata Diah Litasari, Sabtu (11/1/2014).
Tidak hanya itu, Diah Litasari juga meyakinkan bahwa jika bus sekolah dikelola dengan baik maka akan ada banyak hal yang didapat.
“Jika bus sekolah dikelola dengan baik, saya yakin orang tua siswa memberikan dukungan lebih serta menganjurkan putera-puterinya menggunakan bus sekolah,” ujar Diah Litasari.
Meski begitu, pemanfaatan bus sekolah memang dapat saja terjadi perselisihan, serta gesekan jika sejak awal tidak diantisipasi oleh pengelola bus sekolah itu sendiri.
Dibutuhkan tidak hanya sopir bus sekolah, tetapi juga pendamping yang dapat berfungsi menjadi pengawas bagi anak-anak atau para pelajar itu ketika mereka berada di dalam bus.
“Perselisihan, pertengkaran, atau bullying bisa saja terjadi didalam bus sekolah itu. Oleh karena itu, dibutuhkan pengawas di dalam bus sekolah agar komunikasi di antara siswa sekolah tetap kondusif. Ini penting dilakukan,” kata Diah.(tok/fik)