Digelar di meeting room kampus Untag, Surabaya, Bunka ni Fureai memperkenalkan seni menulis huruf-huruf Jepang, dan aktivitas seni lainnya.
Puluhan siswa SMP, SMA dan mahasiswa, Jumat (17/10/2014) memenuhi meeting room kampus Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya guna mengikuti Bunka ni Fureai atau pengenalan seni menulis huruf-huruf Jepang.
“Untuk tahap ini peserta memang diwajibkan mengenal terlebih dahulu berbagai bentuk huruf-huruf Jepang. Setelah itu, kemudian mereka akan diperkenalkan bagaimana cara menulis huruf Jepang dengan baik dan benar, agar dapat dibaca dan dimengerti artinya,” kata Zida Wahyuddin Kaprodi Sastra Jepang Untag Surabaya.
Masing-masing peserta diberikan beberapa lembar kertas putih ditambah tinta serta kuas khusus untuk menulis. Oonishi Yuka dosen Kansai University Japan kepada segenap peserta kemudian mencontohkan Hiragana atau huruf-huruf Jepang, serta bagaimana cara menuliskannya.
Kemudian peserta diminta untuk menirukan bagaimana Yuka menulis diatas selembar kertas putih. Satu persatu pelajar dan mahasiswa sastra Jepang itu kemudian menuliskan huruf-huruf sesuai dengan contoh yang sudah diberikan Yuka sebelumnya. Meski beberapa kali diberikan contoh, tetap saja peserta kesulitan.
“Memang butuh ketelatenan sekaligus belajar terus menerus untuk dapat menulis dan mengenali karakter huruf-huruf Jepang. Kalau dicoba sekali, terus tidak belajar lagi, pasti nanti akan kesulitan menulis. Oleh karena itu ada tahapan-tahapan yang harus dilalui,” tambah Zida Wahyuddin pada suarasurabaya.net, Jumat (17/10/2014).
Secara khusus Ooshini Yuka bersama Tsukamoto Yuzo dari Kansai University Japan hadir pada Bunka ni Fureai, Jumat (17/10/2014) di kampus Untag Surabaya sebagai satu diantara bentuk pertukaran sekaligus persahabatan dua negara. Selain mengenalkan seni menulis huruf Jepang, juga digelar Origami.(tok/ipg)