Sabtu, 23 November 2024

Bullying Lebih Kejam Dari Olok-olok, Bahkan Sudah Taraf Teror

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Bullying pada jaman dulu istilahnya olok-olok namun sekarang sudah lebih kejam dari sekadar olok-olok bahkan sudah dalam taraf mengancam atau teror.

Bagus Sanyoto Konsultan Learnership pada Radio Suara Surabaya, Kamis (23/7/2014) mengatakan, saat ini bullying sudah memasuki fase mengkhawatirkan. Misalnya di AS sudah banyak terjadi kasus bullying yang korbannya sampai bunuh diri, stress dan sebagainya.

Bullying terjadi karena melihat ada seorang anak yang punya kekurangan atau kelemahan tertentu. Kemudian itu yang dimanfaatkan oleh teman-temannya untuk mengejek, menggoda, caci maki dan sebagainya,” kata dia.

Di sekolah, lanjut dia, terjadi rivalitas yang cukup tinggi. Ada anak usil dan kalau tidak menggoda temannya mereka akan merasa tidak puas.

Bullyingjuga terjadi di dunia maya. Kalau satu terjadi bullying maka yang lain akan ikut-ikutan. Jadi orang tua harus mengawasi apa yang dilakukan anak-anak terutama anak-anak yang bisa mengoperasikan internet.

“Pelaku bullying adalah anak-anak yang biasa iseng. Sementara korban bullying itu biasanya sampai mengalami tekanan jiwa,” ujar dia.

Kata Bagus, pergaulan anak-anak harus dipantau terus-menerus. Lokasi bullying bisa terjadi di dunia cyber, sekolah, kantin, saat olahraga dan sebagainya. Cara yang paling bagus, jangan biarkan anak-anak secara bebas berjejaring sosial.” Beri batasan waktu dan kalau di sekolah para guru harus terus memantau pergaulan siswa-siswinya,” tambah dia. (dwi/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs