Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, berencana mendirikan enam posko bencana mengantisipasi jika Gunung Kelud meletus.
Katidjan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Selasa (11/2/2014) mengatakan posko itu antara lain di kecamatan terdampak, yaitu Nglegok, Gandusari, Ponggok, dan Garum.
“Satu posko kami dirikan di kantor BPBD Kabupaten Blitar dan di pendopo,” katanya. Pihaknya juga menyebut, pemerintah daerah sedang menyiapkan segala keperluan jika Gunung Kelud (1.731 mdpl) meletus. Selain lokasi evakuasi untuk warga, juga disiapkan untuk tempat evakuasi bagi ternak mereka.
Katidjan juga menyebut, tim saat ini masih rapat untuk memastikan lagi tentang persiapan dan selanjutnya akan meninjau lokasi pengungsian.
Sejumlah lokasi yang akan digunakan adalah bangunan milik pemerintah seperti balai desa, maupun fasilitas umum seperti masjid, mushala, sampai sekolah.
“Untuk asumsi awal sekitar 32 titik tempat pengungsian. Yang kami cari, struktur bangunan harus kuat dan untuk finalnya masih kami matangkan,” ucap Katidjan.
Dia juga menyebut, untuk saat ini masih melakukan pendataan pasti jumlah warga yang harus mengungsi. Di daerah ini, terdapat ratusan warga yang tempat tinggalnya sangat dekat dengan kawasan Gunung Kelud, mulai yang berjarak 5 kilometer, 10 kilometer, sampai 15 kilometer.
Jarak terdekat permukiman warga dengan Gunung Kelud adalah 5 kilometer terdapat di dua desa yaitu Desa Sumberasri di Kecamatan Nglegok, serta Desa Karangrejo di Kecamatan Garum.
Sementara, untuk jarak 10 kilometer terdapat di Kecamatan Gandusari, Garum, dan Nglegok, dan jarak 15 kilometer terdapat di Kecamatan Ponggok. Pihaknya untuk hari ini juga akan turun ke lapangan langsung mengecek kondisi bangunan yang akan dijadikan sebagai tempat evakuasi warga.
Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah terdampak letusan Gunung Kelud. Pada pengalaman letusan sebelumnya, tingkat kerusakan akibat letusan gunung yang pernah meletus secara “efusif” atau tertahan itu cukup parah.
Selain Kabupaten Blitar dan Kediri, Malang juga menjadi daerah yang terdampak langsung letusan Gunung Kelud. Seluruh tim penanggulangan bencana, termasuk dari Pemkab Kediri juga menggelar rapat mendadak, pascapenetapan status dari semula waspada (ditetapkan pada Minggu, 2/2) menjadi siaga.
PVMBG telah menetapkan kenaikan status Gunung Kelud dari waspada menjadi siaga. Kenaikan itu dipicu terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik di gunung tersebut, terhitung sejak Senin (10/2/2014) pukul 16.00 WIB.
Peningkatan aktivitas kegempaan vulkanik menunjukkan peningkatan dan didominasi oleh gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam, data suhu air panas di kawah dan pemantauan visual yang memang menunjukkan peningkatan.
Dengan kondisi tersebut, direkomendasikan agar pendaki, wisatawan, dan masyarakat tidak mendekati puncak kawah Gunung Kelud.
Di Kabupaten Kediri, jarak terdekat antara perkampungan warga dengan pusat kawah sekitar 15 kilometer dan termasuk dalam KRB I. Daerah itu antara lain Kecamatan Ngancar, Kepung, Plosoklaten, dan Puncu.
Sementara itu, kondisi kegempaan di Gunung Kelud pada Selasa (11/2/2014) mulai pukul 24.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB terjadi 16 kali gempa vulkanik dalam, 95 kali gempa vulkanik dangkal, satu kali gempa tektonik jauh, dengan suhu air mencapai 56,3 derajat selcius.
(ant/rst)