Kebutuhan siswa mengupgrade kemampuan belajarnya terutama mempersiapkan ujian nasional membuat jasa Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) laris manis.
Eka Saputra pemilik LBB Delta pada Radio Suara Surabaya mengaku, bisnis LBB ini awalnya sangat filosofis tidak hanya mendampingi siswa belajar tapi juga mempersiapkan karakternya. Namun karena tuntutan evaluasi belajar siswa yang berorientasi hasil semata bisnis LBB ini tumbuh subur meski tanpa inovasi.
“Selama sistem evaluasinya masih seperti ini maka LBB sangat subur dan sangat mungkin untuk dibisniskan. Dari segala penjuru aspek bisa mulai dari try out dan pembelajaran,” kata dia.
Tetapi kalau memang kurikulum ini tertata dengan baik dan evaluasi tidak mengacu hasil akhir, kata dia, baru pelaku bisnis bimbingan ini akan berpikir. Mereka pasti akan menginovasi produknya sehingga produknya ini bisa mengikuti perkembangan kurikulum yang ada.
“Sekali lagi, LBB seringkali terjebak oleh ujian nasionalnya. Akhirnya mau tidak mau, LBB adalah bisnis untuk instan. Sehingga LBB seakan-akan tidak sejalan dengan bimbingan karakter yang ada di sekolah,” ujar dia.
Diakui Eka Saputra, LBB yang ada saat ini tidak mempunyai inovasi. Tapi lebih laris daripada LBB yang mengedepankan pendidikan berbasis pola pikir.
“Bukan tidak, tetapi bisa saya katakan tidak sama sekali. Karena dengan soal itu dikerjakan dengan secepat-cepatnya dengan cara yang sesingkat-singkatnya atau bisa kita sebut trik, itu sudah laku dan kita tidak perlu menginovasi. Beda kalau kita memperbaiki pola pikir,” katanya.
Kata Eka, jika dilihat bimbingan belajar di Jepang masuk ke Indonesia ini misalnya Kumon. Kumon itu mencoba anak berpikir karakter. Secara matematis anak diajak berpikir secara runut, metodologi tetapi jika ini diterapkan di Indonesia ini cukup membosankan.
“Sehingga ini tidak seberapa populer. Padahal kalau kita lihat dan mau nggak mau saya harus akui bahwa metode itu bagus,” ujarnya.
Meski menjalani bisnis LBB, Eka Saputra pemilik LBB mengingatkan kembali filosofi pendirian LBB. Mendampingi anak belajar untuk membangun karakter. (gk/dwi/rst)