Pengeluaran masyarakat Jawa Timur untuk membeli rokok selama tahun 2013 ditaksir sekitar Rp29,2 triliun. Angka ini dengan prevalensi merokok Provinsi Jawa Timur sebesar 31,6 % dari jumlah penduduk Jawa Timur sebanyak 38 juta orang.
Nafsiah Mboy Menteri Kesehatan memaparkan data tersebut bersumber dari Badan Litbang Kementerian Kesehatan. Perhitungannya, dengan konsumsi rata-rata rokok 11,5 batang perhari dan biaya Rp2,2 juta pertahun. Dengan pengeluaran masyarakat untuk membeli rokok sebesar Rp29,2 triliun pertahun, ikut pula memberikan kontribusi beban ekonomi secara makro senilaiRp97 triliun.
Pengeluaran untuk membeli rokok masyarakat Jawa Timur ini dinilai Menkes ironis, karena potret penyakit penderita tidak menular di Jawa Timur di tahun 2013 yang diduga diantaranya diakibatkan oleh asap rokok cukup besar.
Sebanyak 3,3 juta orang menderita penyakit paru menahun, 1 juta menderita diabetes, 600 ribu orang menderita penyakit jantung, 60 ribu orang menderita kanker, dan 60 ribu orang mengalami stroke.
Dari sisi prevalensi merokok orang Jawa Timur dalam 3 tahun terakhir, Menkes menilai belum ada perbaikan signifikan. Angkanya berada dalam kisaran tipis antara 31% hingga 32%.
“Jika prevalensi merokok tidak ditekan, angka prevalensi penyakit tidak menular juga akan meningkat. Dampaknya, Menambah beban finansial maupun penderitaan masyarakat dan negara,” kata Menkes.
Seiring dengan diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional, kata Menkes, pemerintah berharap jumlah orang sehat semakin banyak. Sedangkan biaya pengobatan bisa semakin ditekan. Menekan biaya pengobatan diantaranya bisa dengan upaya promotif dan preventif terhadap penyakit tidak menular.
“Mengurangi pola konsumsi rokok bisa memberikan sumbangsih besar pada penurunan penyakit tidak menular di masyarakat,” kata dia.(edy)