Tiga dari empat Pahlawan Nasional yang ditetapkan melalui keputusan presiden hari ini Jumat (7/11/2014), berasal dari tokoh perjuangan Jawa Timur.
Tiga tokoh Jatim yang diangap berjasa dalam perjuangan kemerdekaan tersebut, antara lain, almarhum Sukarni Kartodiwirjo, almarhum KH Abdul Wahab Hasbullah, dan almarhum Mayjen TNI HR Muhammad Mangoendiprojo. Sementara satu lagi tokoh perjuangan yang dianugerahi kehormatan sebagai pahlawan nasional yang berasal dari Sumatera Utara yakni Letjen TNI Djamin Gintings.
Surat keputusan presiden tanda penghargaan Pahlawan Nasional diterimakan kepada ahli waris almarhum dalam upacara kenegaraan di Istana Negara yang dihadiri anggota Kabinet Kerja dan pimpinan lembaga tinggi negara.
Hj Mahfudoh Baidowi putri sulung almarhum KH Abdul Wahab Hasbullah, berterima kasih kepada pemerintah atas penghargaan ini. Bagi keluarga almarhum penghargaan ini mempunyai arti penting dan menjadi pemicu semangat untuk meneruskan cita-cita almarhum yang tak pernah kering.
Di masa perjuangan, almarhum Abdul Wahab tidak mengenal kompromi terhadap para penjajah. Cita citanya selain Indonesia merdeka, dia juga menginginkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas untuk kemuliaan dunia akhirat.
Setelah bertahun-tahun belajar di Makkah dan Madinah Arab Saudi, almarhun mendirikan beberapa lembaga pendidikan di Surabaya, Gresik dan pondok pesantren Tambak Beras Jombang. Almarhum KH Abdul Wahab Hasbullah tercatat sebagai salah satu pendiri jamiyah NU bersama almarhum KH Hasyim Asyari.
Almarhum lahir Tambak Beras Jombang 31 Maret 1888 dan wafat 29 Desember 1971 dan dimakamkan di komplek Ponpes Tambak Beras Jombang.
Tokoh Jatim lainnya adalah almarhum Soekarni. Di masa perjuangan kemerdekaan dikenal dengan keberaniannya mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar segera memproklamirkan kemerdekaan, bahkan Bung Karno dan Bung Hatta sempat dibawanya ke rengasdengklok pada 16 agustus 1945. Malam harinya disusunlah naskah proklamasi kemerdekaan RI yang dibacakan Soekarno – Hatta keesokan harinya pada 17 Agustus 1945. Almarhum Lahir pada 14 Juli 1916 dan wafat pada 7 Mei 1971.
Sedangkan tokoh perjuangan Jatim yang ketiga adalah HR Muhammad, beliau berkaitan erat dengan revolusi di Surabaya tahun 1945. Dia merupakan salah seorang penggerak revolusi tersebut, disamping tokoh lain seperti Drg. Moestopo dan Bung Tomo. Almarhum juga pernah menduduki jabatan yang cukup penting dalam militer.
HR Muhammad bersama Drg. Moestopo dan Bung Tomo, bahu membahu dalam perjuangan melawan tentara sekutu yang masuk di Surabaya. Ketiganya memiliki peran sentral dalam pertempuran 10 Nopember 1945. Hanya saja, jika Drg. Moestopo dan Bung Tomo sudah lebih dulu diakui sebagai Pahlawan Nasional, tidak demikian halnya dengan HR Muhammad yang pangkat militer terakhirnya adalah Mayor Jenderal. Beliau lahir 5 Januari 1905 dan wafat pada tahun 1988.(jos/nif/ipg)