Nina Soekarwo, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) minta batik Jawa Timur tidak hanya mempertahankan cirikhas melainkan juga mengandung unsur filosofis dalam setiap goresan dan motirnya.
“Batik itu peninggalan budaya yang luhur dan penuh makna, dan makna dibalik batik inilah yang harus terus dijaga dan dikembangkan,” kata Nina Soekarwo ketika pengukuhan Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur (APBJ) periode 2014-2017, di Taman Budaya, Cak Durasim Jl. Gentengkali Surabaya, Kamis (2/10/2014).
Menurut dia, menciptakan batik yang mengandung filosofi daerah memang tidaklah mudah. Tapi dengan mempertahankan unsur filosofis kedaerahan, maka batik akan semakin menunjukkan kelasnya dan akan cepat bisa diterima pasar.
Selain itu, kreasi berupa corak, motif maupun warna yang baik juga harus terus dijaga. Batik Jawa Timur diharapkan juga mampu menggambarkan ke khasan daerah asal.
Ia mencontohkan, batik yang digunakan waktu prosesi siraman pengantin maka memerlukan batik yang berbeda dengan motif sehari-hari. Ini artinya, corak dari batik memang harus memiliki kekhasan.
Seiring dengan telah ditetapkannya batik menjadi warisan budaya oleh UNESCO, batik dari Jawa Timur diharapkan juga terus bergeliat guna menembus pasar dunia.
“Batik ini hebat, selain jadi warisan dunia juga telah memiliki hari jadi, berbeda dengan wayang dan keris yang belum memiliki hari istimewa seperti batik,” kata dia.
Menurut dia, Museum Rekor Indonesia (MURI) pada awalnya hanya menetapkan 1.120 motif. Akan tetapi, jumlahnya sekarang meningkat menjadi 1.300 motif. Dari seribuan motif itu, ratusan diantaranya adalah motif khas dari Jawa Timur.
Sementara itu, pengukuhan APBJ sendiri diharapkan mampu menjadi landasan bari para pembatik untuk terus berkreasi dan berkembang. “Dekranasda Jatim mensuport penuh dan berharap kepada sekitar 300 perajin batik yang tersebar di 38 Kabupaten/Kota untuk bersinergi memajukan batik Jatim,” kata dia.
Dia berharap, keberadaan APBJ dapat memperkuat jaringan terutama menghadapi Asean Ekonomi Comunity (AEC) 2015.
Sementara itu, Wirasno Ketua Panita hari batik mengatakan, kegiatan ini menjadi momentum untuk menggairahkan produk batik Jawa Timur agar berdaya saing di tingkat nasional dan international terutama menghadapi pasar bebas Asean.
Dengan mengambil tema, “Batik Jawa Timur Mendunia” diharapkan prestasi perajin batik di Jawa Timur mampu ditingkatkan kualitas baik di tingkat nasional maupun mancanegara.
Sementara itu pengurus APBJ periode 2014-2017 yang siang tadi dilantik diantaranya Putu Sulistiani (perajin Dewi Saraswati dari Surabaya) sebagai Ketua, lantas Wakil Ketua dijabat Wirasno (perajin Canting Surabaya) dan Arty Israwan (perajin Griya Batik Dulit Gresik) sebagai sekretaris. (fik/rst)