Banjir yang terjadi di Sidoarjo merupakan akibat pasang air laut yang terjadi Sabtu (14/6/2014) dengan ketinggian 130 Centimeters dan terus menurun sampai 70 Centimeters.
“Memang di kawasan Sidoarjo mulai Sabtu (14/6/2014) lalu telah ada pasang air laut cukup tinggi sekitar 140 cm namun tanggal Rabu (18/6/2014) ini menurun pasang tertingginya 70 cm,” kata Arie Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Perak pada Radio Suara Surabaya, Rabu (18/6/2014).
Arie mengatakan, pasang air laut ini terjadi akibat karena aktivitas daya tarik bulan yang terjadi secara alamiah mengakibatkan sirkulasi air laut naik.” Berlangsungnya besok mulai turun hanya 40 cm jadi pasang terendah. Nanti naik lagi tanggal 20 Juni jadi 50 cm dan akan terus naik,” ujar dia.
Kata Arie, pasang air laut hanya 80 cm bukan puncak tertinggi karena puncaknya sudah terjadi 3 hari yang lalu.
“Dilihat dari karakter topografi Sidoarjo memang cukup rendah relevansinya dibandingkan Surabaya, terutama masalah drainase yang rendah dan saat air laut pasang ditambah hujan deras pasti banjir”, ujar dia.
Arie menjelaskan, memang ada anomali-anomali tertentu. Suhu muka laut di Jawa Timur masih hangat dan ini menjadi penyumbang terbentuknya awan hujan dan terjadi di seluruh Indonesia. Terutama Indonesia bagian tengah dan barat. Ini dipengaruhi Pasifik.
Arie menambahkan, untuk saat ini gelombang tinggi masih perlu diwaspadai di perairan Jawa dan Samudra Hindia. (art/dwi)