Green City atau kota hijau ditegaskan para aktivis lingkungan dalam rangka memperingati Hari Bumi atau Earth day 22 April merupakan upaya menyelematkan bumi dari kehancuran.
Kerusakan hutan, penyalahgunaan sumber daya alam, penggunaan plastik secara berlebihan, serta Global Warming merupakan satu di antara sekian banyak persoalan yang dapat menghancurkan bumi.
Seruan membuat kota menjadi hijau dengan berbagai pepohonan dan aneka tanaman ditiap jengkal tanah, merupakan ajakan seluruh dunia agar bumi terhindarkan dari kerusakan.
“Jika kerusakan, dan penyalahgunaan sumber daya alam dibiarkan, dan penggunaan plastik tanpa kontrol, maka bersiaplah dengan kehancuran bumi kita. Green City harus dimulai dari sekarang,” tegas Ronny Arda satu di antara aktivis lingkungan yang menggelar aksi, Selasa (22/4/2014).
Bersama sekitar 10 aktivis mahasiswa pecinta lingkungan, Ronny Arda, Selasa (22/4/2014) menggelar aksi di Balai Pemuda, dengan mengenakan rok dan hiasan kepala berbahan plastik.
Dalam rangka Hari Bumi para aktivis itu ingin menyampaikan pada masyarakat jika kerusakan bumi dibiarkan dan Green City tidak segera direalisasikan, maka di masa mendatang bersiaplah mengenakan pakaian terbuat dari plastik.
Roni direktur Tunas Hijau Indonesia, kepada suarasurabaya.net, membenarkan bahwa Green City harus segera direalisasikan, demi menjaga keberlangsungan mahluk hidup termasuk manusia diatas bumi.
“Green City harus dimulai dari sekarang. Masyarakat harus dan wajib memahami konsep itu, sebagai satu upaya menjaga bumi dari kehancuran. Tidak perlu menunggu bencana terjadi, atau kekeringan melanda,” tegas Roni, Selasa (22/4/2014).(tok/ipg)
Teks foto:
– Aktivis lingkungan kenakan rok dari plastik peringati Hari Bumi.
Foto: Totok suarasurabaya.net