
Renovasi rumah biasanya membutuhkan banyak material baru. Akibatnya, material lama yang tidak diperlukan lagi, menjadi sampah dan harus dibuang. Sampah-sampah sisa bangunan ini perlu ditangani dengan benar. Anda perlu pintar-pintar mengolah limbah renovasi dan membuangnya dengan benar. Hal-hal semacam ini kadang terlupakan karena Anda hanya berfokus pada hasil renovasi dan tampilan rumah baru Anda saja.
Padahal, dalam membangun rumah, Anda juga harus memperhatikan kualitas proses pembuatannya. Menurut prinsip green building, rumah yang baik adalah rumah yang dibuat dengan mematuhi kaidah hukum alam, yakni membangun rumah tanpa merusak lingkungan.
Kita merenovasi rumah untuk mendapatkan tempat tinggal yang lebih nyaman. Tapi merenovasi sering kali menimbulkan masalah polusi dan limbah. Itulah mengapa merenovasi rumah hendaknya dikelola dengan hati-hati, dengan mempertimbangkan perencanaan, cara melakukannya, serta cara membuang limbah sisa-sisa bahan bangunan.
Jika Anda tinggal di gedung apartemen, Anda dapat meminta bantuan perusahaan manajemen properti untuk mengelola proses renovasi rumah Anda agar tidak mengganggu orang lain yang tinggal di lingkungan sekitar rumah Anda. Tapi bagaimana jika tidak ada yang membantu Anda mengelola proses renovasi itu? Mau tidak mau, Anda sendirilah yang harus mengaturnya. Berikut adalah 4 hal yang perlu Anda perhatikan dalam mengelola proses renovasi rumah.
1. Polusi suara
Polusi suara atau kebisingan yang ditimbulkan dari pekerjaan renovasi dapat mengganggu tetangga. Untuk meminimalisasi gangguan tersebut, Anda harus: Mengatur jam kerja renovasi. Sebaiknya jangan melaksanakan pekerjaan renovasi sebelum jam 9 pagi. Ingatkan kontraktor atau para tukang bangunan untuk tidak menggunakan alat berat pertukangan seperti misalnya untuk meruntuhkan bangunan pada jam-jam sekitar pukul 7 pagi hingga pukul 7 malam, atau sepanjang waktu di hari libur.
2. Gunakan bahan bangunan ramah lingkungan
Material finishing seperti cat berbahan dasar minyak, pelarut, dan perekat, umumnya mengandung bahan konvensional yang senyawa organiknya mudah menguap. Material-material semacam ini menyebabkan polusi udara dan asap, sehingga berdampak merugikan bagi kesehatan manusia.
Material semacam ini umumnya juga memiliki bau yang menyengat yang mungkin akan mengganggu tetangga Anda. Tapi Anda bisa menangani permasalahan semacam ini dengan cara memilih cat yang berbahan dasar air, atau menghindari penggunaan bahan perekat kayu secara berlebihan.
Cara lain untuk menggunakan produk ramah lingkungan adalah dengan menggunakan bahan daur ulang. Seperti misalnya di Hong Kong. Di negara ini, bahan bangunan ramah lingkungan sudah banyak tersedia, antara lain seperti material dinding dan partisi, karpet, kursi, jendela, serta pintu.
Bahkan mereka telah memasarkannya secara online. Material-material bermutu tinggi itu dapat dicari dengan mudah di internet, karena daftar bahan bangunan daur ulang yang dijualnya telah lengkap dengan keterangan spesifikasi, nama pemasok, serta nomor kontak yang bisa dihubungi.
Selain itu, hindari penggunaan alat elektronik yang menggunakan bahan freon karena gas tersebut merusak ozon. Jika terpaksa, gunakan AC dan kulkas yang minim menggunakan freon.
3. Kurangi limbah selama renovasi
Anda dapat mengurangi limbah selama proses renovasi dengan cara-cara antara lain sebagai berikut:
-Menggunakan kembali barang-barang bekas seperti papan, kayu rangka, maupun logam.
-Memesan material secukupnya, dengan jumlah yang tepat sehingga tidak perlu ada sisa.
-Mengumpulkan material-material kecil dalam satu wadah, sehingga mudah ditemukan. Cara ini akan mengurangi limbah dan menghemat uang dan waktu Anda.
-Mengumpulkan material-material lama dalam satu tempat. Jangan lupa untuk menyortirnya terlebih dahulu, misalnya berdasarkan bahan dasarnya logam, beton, kayu, plastik, kaca, batu, ataupun ubin.
– Memerintahkan secara jelas pada kontraktor Anda atau tukang bangunan yang bekerja di rumah Anda, mengenai limbah mana yang masih dipakai kembali dan limbah mana yang harus dibuang.
– Mengumpulkan dan mendaur ulang benda-benda yang dapat didaur ulang, misalnya alat listrik dan mebel.
4. Membuang limbah
Bila Anda ingin membuang limbah renovasi, atau menyuruh kontraktor atau tukang bangunan untuk melakukannya, mungkin Anda perlu memikirkan lokasi pembuangannya. Ingat, jangan sampai tukang bangunan Anda menimbun puing-puing di sembarang tempat, misalnya di depan rumah tetangga, atau di tepi jalan. Buanglah limbah tersebut di tempat yang seharusnya, yakni di tempat sampah.
5. Kurangi penggunaan listrik dalam rumah dengan pencahayaan dan sirkulasi udara alami.
Renovasi letak serta bentuk jendela dan pintu seefisien mungkin. Tempatkan jendela dan pintu sesuai dengan arah pergerakan matahari. Pastikan pengaturan letaknya tidak membuat rumah anda terlalu panas karena sinar matahari, tapi juga tidak terlalu gelap karena penempatannya yang salah
Efisiensi listrik juga bisa dilakukan dengan instalasi pendingin udara yang minim asupan energi dan penggunaan lampu neon hemat energi.
6. Gunakan panel berisolasi struktural pada dinding ekterior, plafon, dan lantai. Dengan penggunaan panel tersebut, maka kondisi udara di dalam ruangan bisa dipertahankan tanpa memaksimalkan pendingin udara.
7. Gunakan toilet dengan sistem hemat penyiraman air (flushing)
8. Bangun taman di dalam atau luar rumah. Meskipun tidak terlalu luas, taman dengan tanaman alami bisa berfungsi sebagai paru-paru wilayah sekaligus fungsi rekreasi.(berbagai sumber/edy)
Foto : Ilustrasi