Awal dikelola Pemerintah Kota Surabaya, Kebun Binatang Surabaya (KBS) hanya memiliki saldo Rp193 juta. Kondisi ini menjadikan KBS dalam kondisi minus sehingga untuk keperluan pengelolaan Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS, harus mengandalkan suntikan dana dari Pemkot Surabaya.
“Kita masuk dalam keadaan minus, uang kas hanya Rp193 juta, ada uang Rp7 miliar tapi itu hanya di atas kertas, wujudnya tidak ada,” kata Ratna Achjuningrum, Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS, Rabu (26/3/2014).
Untuk menutupi seluruh kebutuhan, Pemkot Surabaya hingga kini juga telah mengucurkan dana Rp9 miliar. Dana ini merupakan dana khusus yang dikelarkan dari APBD 2013.
Selain dalam kondisi devisit, manajemen KBS juga sempat merasa kesulitan melakukan pengelolaan. “Tiap mau memperbaiki kandang, saya dapat surat yang menyatakan semua aset adalah milik pengurus lama,” kata Ratna.
Tjuk Sukiadi, mantan pengurus KBS mengatakan, sebenarnya masih ada beberapa uang aset KBS yang saat ini diblokir di bank. Uang-uang itu harusnya bisa dicairkan untuk kepentingan KBS.
“Siapa bilang aset di KBS milik perseorangan, itu semua milik KBS,” kata Tjuk Sukiadi. Karenanya, dia minta pemkot tidak gamang untuk segera melakukan pembenahan menyeluruh terhadap KBS.
Sementara itu Tri Rismaharini, Walikota Surabaya mengakui jika pengelolaan KBS selama ini tak menggunakan hasil penjualan tiket. Semua dana yang digunakan murni dari APBD.
Langkah ini dilakukan karena Pemkot Surabaya berharap KBS segera keluar dari keterpurukan. “Kami tidak ingin mengambil keuntungan dari KBS, kami hanya ingin KBS menjadi kebun binatang yang baik,” kata dia. (fik)