Beberapa daerah di Provinsi Jawa Timur memang rawan bencana banjir dan tanah longsor, namun saat musim kemarau, tidak sedikit daerah yang rawan kekeringan dan air bersih.
Soekarwo Gubernur Jawa Timur saat perbincangan di Radio Suara Surabaya, Kamis (6/2/2014) mengatakan, pemerintah sedang mengupayakan teknologi geomembran, yakni pelapis untuk pembuatan kolam penampungan air, untuk menanggulangi kebutuhan air bersih pada musim kering atau kemarau.
Dia juga mengatakan, geomembran yang dibuat dengan ukuran 50 x 50 meter dengan kedalaman 4 meter. Dengan ukuran tersebut bisa menampung air hujan hingga lima juta liter.
“Saat ini sudah ada 100 geomembran yang dibuat, dengan biaya pembuatan setiap geomembran mencapai Rp. 220 juta. Namun kendalanya untuk membuat disetiap daerah rawan kekeringan adalah masalah lahan,” kata Soekarwo, Kamis (6/2/2014).
Provinsi Jawa Timur, kata Soekarwo, setidaknya terdapat 15 daerah yang perlu dibantu dalam hal penanggulangan kebutuhan air bersih saat musim kering. Di antaranya adalah kabupaten-kabupaten di Pulau Madura.
“Untuk merealisasikan geomembran di Madura, Dinas Pertanahan di sana harus membeli tanah karena tidak memiliki tanah kas untuk lahan geomembran,” ujarnya.
Dia menambahkan, geomembran ini sangat bermanfaat bagi daerah-daerah rawan kekeringan. Bisa digunakan untuk pengairan dan dimanfaatkan untuk air minum.”Jangan sampai masyarakat semakin jatuh karena kebutuhan-kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi, seperti kebutuhan air bersih saja harus beli. Sehingga kami menyiapkan fasilitas geomembran ini untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (wak/ipg)