Anak-anak dengan down syndrome ditengah masyarakat kita hingga hari ini masih dianggap sebagai kutukan, sebagai aib. Stigma keliru yang masih tertanam dimasyarakat kita. Ini harus dihapuskan.
“Anak itu anugerah Allah SWT. Apapun dan bagaimanapun kondisinya, anak adalah ciptaan Allah SWT. Tetap harus disyukuri. Saya percaya mereka diberikan kelebihan,” kata Supomo Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya kepada suarasurabaya.net, Kamis (20/3/2014).
Soal anggapan masyarakat, bahwa anak-anak berkebutuhan khusus seperti down syndrome adalah aib, atau kutukan bagi keluarga, Supomo menegaskan bahwa itu stigma yang salah dan harus dihapuskan.
“Stigma yang salah itu memang hingga hari ini masih ada. Itu harus dihapuskan. Karena faktanya, tidak sedikit anak-anak itu punya prestasi, dan prestasinya itu mendunia. Saya percaya Allah memberikan mereka kelebihan,” kata Supomo.
Sementaraitu, Edward Dewaruci anggota Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, membenarkan bahwa stigma negatif masyarakat terkait dengan anak-anak berkebutuhan khusus termasuk mereka yang down syndrome masih ada.
“Itu kemudian yang menyebabkan keluarga atau mereka yang memiliki keluarga down syndrome menutup diri. Tidak terbuka dengan lingkungannya. Itu harus dihilangkan. Stigma negatif itu harus dihapuskan, demi perkembangan anak-anak berkebutuhan khusus tersebut,” tegas Teted sapaan Edward Dewaruci.
Teted menambahkan stigma negatif anak-anak down syndrome seharusnya dihapuskan lantaran sudah banyak fakta yang menunjukkan anak-anak berkebutuhan khusus punya prestasi yang tidak kalah dengan anak lainnya.
Isa Anshori ketua Dewan Pendidikan sepakat bahwa masyarakat harus melihat kenyataan bahwa anak-anak down syndrome dan yang berkebutuhan khusus punya prestasi cukup bagus. “Ini kenyataan. Masyarakat harus melihat itu,” tegas Isa Anshori. (tok/wak)
Teks foto:
– Ilustrasi.
Foto: repro