Sekolah-sekolah dari berbagai tingkatan di daerah terdampak erupsi Gunung Kelud di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat (14/2/2014), akhirnya diliburkan walau cuaca tergolong cukup cerah. Namun siswa yang terlanjur masuk dipulangkan lebih awal.
Gatot Wiyono Kepala SMAN 1 Kesamben Blitar waktu dihubungi suarasurabaya.net, Jumat mengatakan, awalnya siswa sempat masuk sekolah. Tapi pukul 10.00 siswa SMAN 1 Kesamben ini dipulangkan lebih awal. Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar sendiri memberikan arahan, kepala sekolah boleh meliburkan aktifitas sekolahnya atau tidak, sifatnya situasional diserahkan ke masing-masing pihak sekolah.
Kata Gatot, di SMAN 1 Kesamben, Kabupaten Blitar sendiri, siswa sempat diajak melakukan aktifitas penggalangan bantuan untuk korban erupsi Gunung kelud. Bantuan terkumpul berupa mie instan, minuman, dan sembako.
Sementara itu dari pemantauan Antara, Jumat siang, kalangan guru maupun siswa berbagai sekolah di Kecamatan Wlingi dan Talun, misalnya, sempat mengalami keraguan, mengingat cuaca sejak pagi agak redup tetapi cukup bersahabat, warga tidak perlu memakai masker saat dalam perjalanan.
Walaupun matahari belum mampu menembus selimut kabut abu vulkanik, namun jarak pandang di jalanan cukup bagus. Akibatnya, para siswa maupun guru ragu-ragu antara hendak berangkat ke sekolah atau tidak.
Seperti dialami keluarga Pramono warga Perumahan Pondok Delta, Kaweron, Talun, yang sempat ragu-ragu, memutuskan tetap berangkat ke sekolah, namun ternyata lembaga pendidikan itu diliburkan.
“Anak saya juga saya antarkan ke sekolah SDN Babadan 1 Beru, Wlingi, namun ternyata diliburkan. Sekolah tempat saya mengajar di SMPN 2 Talun juga diliburkan, namun saya ikut kegiatan di Kota Blitar,” ungkapnya.
Dari pemantauan, sekolah di Wlingi yang terlihat diliburkan di antaranya SMPN 1, SMPN 2, SMP Katolik, SLB Beru, kemudian di Talun seperti SMAN 1, SMPN 1 dan SMPN 2, berbagai sekolah dasar dan lainnya.
Cuaca di wilayah yang berada pada radius 15-20 kilometer dari Gunung Kelud, sejak pagi memang sempat terlihat redup, matahari tak dapat menampakkan sinarnya. Namun semakin siang, cuaca bertambah cerah dan sekitar pukul 10.00 WIB, sinar matahari sudah dapat bersinar terang tanpa diwarnai gannguan jarak pandang yang berarti.
Kondisi wilayah Blitar yang umumnya cukup cerah, membuat banyak warga yang merasa heran, karena di saat dampak tebaran abu vulkanik erupsi Gunung Kelud menyelimuti daerah sekitarnya seperti Madiun, Bitar justru tidak diwarnai tebaran abu itu.
“Alhamdulillah, daerah kita yang tadi malam (Kamis malam, red) suasananya cukup mencekam oleh dampak letusan Gunung Kelud, sekarang malah cerah. Meski begitu, sekolah TK kami juga diliburkan,” ujar Ny. Puji Kepala TK Pondok Delta, Kaweron, Talun.
Peliburan sekolah-sekolah tersebut, terutama untuk tingkat SMP dan SMA, diwarnai banyaknya siswa yang sempat bergerombol di pinggir jalan di depan depan sekolah masing-masing. (ant/ipg)