Prof Dr Harris Anwar Ketua Dewan Pendidikan Kota Malang menyatakan sekolah gratis tidak selamanya berdampak positif terhadap pertumbuhan dan pengembangan kualitas pendidikan karena sekolah kesulitan menghidupkan berbagai kegiatan, termasuk ekstra kurikuler.
“Sejak diberlakukannya sekolah gratis di tingkat SD dan SMP, hampir semua kegiatan ekstrakurikuler yang sebenarnya menunjang perkembangan anak dihentikan, bahkan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kualitas di masing-masing sekolah,” katanya seperti dilansir Antara Selasa (23/9/2014) .
Menurut dia, selain alasan kualitas dan kegiatan ekstra kurikuler yang dihentikan, perlu diperhatikan adanya kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sebab jangan sampai kebijakan sekolah gratis itu membebani APBD dan program-program pembangunan lainnya menjadi terabaikan.
Sejak diterapkannya sekolah gratis di jenjang SD dan SMP, pihak sekolah sama sekali tidak memungut biaya apapun dari siswa, namun berdampak pada kegiatan sekolah yang dihentikan karena tidak ada anggaran, sebab anggaran yang dikucurkan dari APBD tidak mencukupi, termasuk untuk honor pembina atau guru ekstra kurikuler.
Suwarjana Sekretaris Disdik Kota Malang mengatakan, meski kebijakan sekolah gratis tersebut tidak selalu berdampak positif bagi pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang tetap akan melanjutkan kebijakan sekolah gratis di sekolah berstatus negeri, bahkan tahun depan direncakan jenjang SMA pun juga digratiskan.
“Kami mengupayakan tahun depan sekolah negeri sudah gratis semua. Saat ini kami masih menghitung kebutuhannya. Penghitungan biaya itu meliputi kebutuhan buku siswa, biaya ektra kurikuler hingga biaya operasional di setiap sekolah,” katanya.(ant/ono/dwi)