Sabtu, 23 November 2024

Adu Domba Ideologi Tidak Perlu Terulang Lagi

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan

Sejarah kelam negeri ini terjadi satu di antaranya saat Gerakan 30 September – PKI, berlangsung ditahun 1965, ditandai dengan gugurnya sejumlah jenderal serta putera terbaik negeri ini.

“Tidak hanya para jenderal yang gugur. Masyarakat juga banyak yang menjadi korban kekejaman peristiwa di tahun 1965 tersebut. Anak kehilangan bapak ibunya. Keluarga kehilangan sanak saudaranya. Jangan sampai peristiwa itu terulang lagi,” kata Sabrot D. Malioboro seniman Surabaya.

Bagi Sabrot peristiwa kelam tahun 1965 di bulan September itu tak lain adalah adu domba ideologi yang terjadi, berdasarkan atas kepentingan sekelompok golongan yang ingin menguasai negeri ini.

Kelompok itu menceraiberaikan masyarakat yang umumnya bersatu, rukun dan saling menjaga. “Dan adu domba ideologi itu berbuntut kejam. Pembantaian mereka yang dianggap tidak sejalan atau sepaham dilakukan. Menyedihkan,” tambah Sabrot.

Karena itu, disaat ini ketika anak muda memiliki dunia dan kesempatannya sendiri, jangan biarkan masuk menjadi kelompok-kelompok yang mudah dipengaruhi, mudah dipecah belah.

“Anak muda tentunya punya referensi sendiri tentang sejarah kelam bangsa ini. Khususnya jika dikaitkan dengan G30S/PKI. Oleh karena itu, anak muda jangan gampang dipengaruhi, sehingga masuk kedalam adu domba ideologi. Padahal sejatinya mereka belum memahami. Ini harus dihindarkan,” tegas Sabrot.

Generasi muda memang masih harus diingatkan tentang komunisme. Tetapi jangan mengesampingkan bahwa anak muda negeri ini juga memiliki kemampuan untu melakukan seleksi bagi dirinya sendiri.

“Jangan mudah diadu domba. Apalagi soal ideologi. Hati-hati!!” pungkas Sabrot D. Malioboro seniman sekaligus sesepuh seniman Surabaya, saat berbincang dengan suarasurabaya.net, Selasa (30/9/2014).(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs