Adanya jalur kereta api ganda Surabaya-Jakarta disambut bahagia dan juga kekhawatiran. Tapi memang harus diwaspadai karena pasti dengan rel ganda ini frekuensi lalu lalang kereta api pasti lebih tinggi.
Machsus Fauzi ST., MT. Dosen Transportasi Teknik Sipil FTSP ITS pada Radio Suara Surabaya mengatakan, yang patut diwaspadai dengan adanya jalur ganda ini adalah kebiasaan masyarakat saat melintas di perlintasan kereta api.
“Ini karena perlintasan kereta api ada yang berpalang dan ada yang tidak. Dengan makin tingginya lalu lalang kereta api makin tinggi juga tingkat kewaspadaan,” kata dia.
Kata Machsus, ke depannya memang harus dibuat fly over atau underpass. Jika tidak maka kerawanan kecelakaan di perlintasan sebidang akan sangat tinggi. Perlu sosialisasi yang lebih dari sebelumnya.
Terkait peran dari pemerintah daerah, lanjut dia, harus mengetahui dimana saja perlintasan yang resmi dan tidak resmi. Sehingga bisa dideteksi daerah mana yang rawan dan harus dijaga. Selanjutnya jika dilakukan penjagaan akan menjadi tanggung jawab siapa harus ada kejelasan pembagian tugas dan kewenangan yang jelas.
Sementara itu untuk merubah perilaku masyarakat berlalu lintas di perlintasan sebidang, kata dia, dibutuhkan sosialisasi yang berulang-ulang dan lebih gencar dari sebelumnya.
“Butuh rambu yang jelas dan lebih baik lagi. Menjaga perlintasan sebidang baik yang resmi dan tidak resmi karena frekuensi kereta api lewat lebih tinggi. Jadi kerawanan pasti juga akan lebih tinggi,” tambah dia. (dwi)