Sedikitnya 8 (delapan) warisan budaya takbenda (intangible heritage) dari Jawa Timur diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional. Pengakuan itu diputuskan dalam Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2014.
Keputusan Sidang yang dibacakan oleh Ketua Tim Ahli Warisan Budaya Takbenda Nasional, Mukhlis PaEni, di Hotel Millenium Jakarta itu menyebutkan bahwa 8 (delapan) warisan budaya takbenda asal Jawa Timur adalah: Tari Seblang (Banyuwangi), Wayang Topeng (Malang), Ritual Tumpeng Sewu (Banyuwangi), Syiir Madura, Upacara Kasada (Tengger), Ludruk, Jaran Bodhag (Probolinggo), Topeng Dongkrek (Madiun).
Sedangkan permainan anak Egrang, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Bersama karena permainan ini juga ada di banyak daerah meski dengan nama-nama yang berbeda.
Sebetulnya masih ada satu usulan lagi dari Jatim, yaitu Jaranan, namun dalam klasifikasi pendaftaran terlanjur dimasukkan usulan dari Yogyakarta, padahal kesenian tersebut di Yogya lebih dikenal dengan nama Jathilan.
Selama berlangsungnya Sidang Penetapan tersebut, provinsi Jawa Timur diwakili oleh Henri Nurcahyo, pengurus Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Jatim selaku stakeholder Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur. Disamping itu juga didukung oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta, dimana Jatim memang berada dalam wilayah kerjanya.
Pada tanggal 17 Oktober mendatang, kedelapan warisan budaya takbenda tersebut akan ditetapkan secara formal oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dalam kesempatan tersebut Kemendikbud akan langsung mengundang Gubernur Jatim untuk menerimanya.
Penetapan 8 warisan budaya asal Jatim ini melengkapi daftar warisan budaya takbenda asal Jatim yang sudah diakui secara nasional pada tahun lalu. Lima dari 77 warisan budaya tersebut adalah Reog Ponorogo, Keraben Sape (Karapan Sapi), Sapi Sonok, Gandrung dan Kentrung.
Sedangkan warisan budaya tak benda Indonesia yang sudah diakui secara internasional oleh Unesco adalah Wayang, Keris, Batik, Angklung, Saman dan Noken.
“Pengakuan ini memang layak mendapat apresiasi. Karena ke 8 warisan budaya asal Jawa Timur itu hingga hari ini masih ada dan sudah banyak didokumentasikan. Termasuk dipelajari para generasi muda. Mudah-mudahan tetap diwarisi generasi muda Indonesia,” ujar Henri Nurcahyo saat ditemui suarasurabaya.net, Senin (22/9/2014).
Acara tersebut digelar oleh Direktorat Internalisasi dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.(tok/rst)