Hanya 42 SPBU yang dikenakan kebijakan pembatasan layanan solar bersubsidi dari total 835 SPBU yang ada di Jawa Timur.
Heppy Wulansari Asmen External Relation Perrtamina Marketing Region V pada Radio Suara Surabaya, Rabu (6/8/2014) mengatakan, di antaranya dua di Surabaya yakni di Sidotopo dan SIER Rungkut dan dua SPBU di Sidoarjo yakni di Jalan Brigjen Katamso dan Sarirogo.
“Empat daerah di Surabaya dan Sidoarjo yang dikenakan kebijakan pembatasan layanan solar bersubsidi itu dinilai menjadi daerah rawan penyimpangan,” kata dia.
Misalnya di daerah Sidotopo yang dekat dengan laut dinilai rawan adanya oknum yang melakukan penjualan besar-besaran untuk kapal-kapal besar. Demikian juga di daerah SIER rawan penjualan ke industri-industri besar. Sementara itu di Sidoarjo rawan pembelian dengan jerigen besar pada malam hari karena dinilai daerah itu termasuk sepi.
Penentuan SPBU yang dikenakan kebijakan ini, lanjut dia, dengan terus melakukan koordinasi dengan Pertamina Pusat, sementara Pertamina Region hanya menjalankan keputusan dari pusat.
“Penentuan SPBU mana saja semuanya dari pusat dan region hanya mengusulkan sesuai justifikasi,” ujar dia.
Sementara itu, sampai kapan waktu pelaksanaan kebijakan ini, kata dia, semuanya menjadi kewenangan pemerintah selaku regulator. Saat ini region hanya melaksanakan sampai nanti waktunya ditentukan kapan kebijakan ini akan dihentikan.
“Pertamina dex juga kita naikkan. Solar dex 325 liter jadi 500 perliter ini merupakan win win solution, sehingga tidak ada yang rugi. Untuk SPBU di jalan tol, pasokan Pertamax dari 325 menjadi 400,” tambah dia. (dwi/ipg)